Wednesday, November 13, 2013

Media Provokatif: Ahok Cs Jadi Tersangka Judi Online

BY HUM IN No comments



Judi (pic: news.liputan6.com)


Rasa penasaran langsung muncul ketika membaca judul berita dari sebuah media seperti di atas “Ahok Cs Jadi Tersangka Judi Online di Batam, Ini Modusnya“. Rasa penasaran memaksa untuk buka link dan membaca isi beritanya. Isinya memang benar sebuah berita mengenai penangkapan tersangka judi online yang punya nama alias Ahok. Jadi memang benar adanya judul berita tersebut di atas. Tapi Anda dan juga pembaca berita yang lain pasti akan merasa tertipu setelah membaca isi berita yang ternyata berbeda dengan pemicu rasa penasaran sebelumnya. Persepsi ketika mendengar nama “Ahok” pasti langsung tertuju ke sosok wakil gubernur DKI yang mendampingi Jokowi.

Memang judul dari berita tersebut cukup provokatif untuk mengundang pembaca penasaran dan tertarik untuk membaca berita lebih lanjut. Apa kira-kira yang akan terjadi jika judul di atas misalnya diganti dengan “Bambang Cs Jadi Tersangka Judi Online di Batam, Ini Modusnya“. Kira-kira bisa ditebak lebih banyak mana orang yang penasaran dan membaca berita tersebut? Padahal nama “Bambang” sebenarnya jauh lebih tinggi jabatannya dari pada “Ahok“. Sadarkah Anda bahwa Presiden kita bernama “Bambang“? Susilo Bambang Yudhoyono lebih lengkapnya. Tapi kita lebih familiar dengan menyebut Presiden kita dengan inisial SBY. Jadi pasti akan lebih provokatif lagi jika judul di atas kita rubah menjadi “SBY Cs Jadi Tersangka Judi Online di Batam, Ini Modusnya“. Padahal bisa jadi “SBY” merupakan singkatan dari Santi Binti Yanto.

Meski tidak ada yang salah atas judul berita dan hubungan dengan isi beritanya, tapi pasti pembaca akan merasa dibohongi dan itu sebenarnya lebih ke arah dibohongi terhadap persepsi awal sebelum membaca isi berita. Memang judul yang provokatif merupakan salah satu daya tarik dari sebuah tulisan. Bisa jadi sebuah tulisan dengan konten yang bagus akan sedikit pembacanya karena judul terlalu “biasa” sehingga jangankan untuk membaca tulisan, untuk klik link saja mungkin akan terlewatkan.

Kunci lain dari pemilihan sebuah judul yang mengundang adalah dengan sesuatu yang sedang trend, bisa mainstream atau bahkan anti mainstream. Bisa dibandingkan dua contoh judul di atas antara “Ahok” dan “Bambang“. Sangat jelas terlihat bahwa “Ahok” lebih nge-trend dibandingkan “Bambang“. Dan hal ini sangat dipengaruhi oleh waktu, dalam artian kondisi yang sedang in di suatu komunitas. Bisa jadi judul “Ahok” akan menjadi biasa jika diberitakan 5-10 tahun yang lalu, ketika nama “Ahok” adalah nama “biasa” dari warga keturunan seperti nama “Bambang” yang merupakan nama “pasaran” orang Jawa.

Ada satu pertanyaan yang menggelitik mengenai judul media yang cukup provokatif dan “menipu” tadi. Apakah bisa dikategorikan sebagai pembohongan publik kah berita tersebut? Pembohongan terhadap persepsi awal pembaca mungkin iya, tapi terhadap konten berita sepertinya masih sesuai dan memang menjelaskan dari isi berita yang sesungguhnya. Apakah Ahok, sang wagub DKI atau Ahok-Ahok yang lain bisa meuntut media karena merasa dicemarkan nama baiknya dengan judul pemberitaan tersebut? Kalau kebetulan nama sang tukang judi tersebut “Jokowi“, saya yakin dengan selera humor Jokowi yang cukup tinggi akan menanggapinya dengan senyum khasnya. Tapi entah bagaimana reaksi Ahok yang cukup keras dan temperamental. Atau reaksi SBY yang bisa jadi menunduk dan menyatakan keprihatinannya. Bagaimana menurut Anda?

Salam,
HUM

0 comments:

Post a Comment