Wednesday, February 17, 2016

Karena LGBT Kami Ada dan Menyatu Bersama

BY HUM IN , , No comments

Love LGBT (source: dreamstime.com)

Maraknya LGBT saat ini mengingatkan saya pada masa lalu. Meski istilah LGBT baru trend saat ini, hal ini sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru. Dengan perkembangan saat ini, sudah bukan hal yang asing lagi orang secara terbuka dan terang-terangan memproklamirkan diri sebagai kaum LGBT. Melalui tulisan ini saya coba untuk terbuka dan jujur cerita tentang masa lalu yang berhubungan dengan LGBT. Dan ini adalah kisah nyata saya.

Terlahir sebagai anak bungsu dari 6 orang bersaudara dengan jarak lumayan jauh dari kakak membuat saya menjadi sosok kecil yang sangat dimanja. Tiga orang kakak perempuan hampir sebaya 1-2 tahun dengan jarak 7 tahun lebih dari saya membuat saya kecil bak boneka buat mereka. Masih teringat di kepala ini bagaimana saya ikut serta dalam permainan mereka. Permainan perempuan. Mulai main boneka, masak memasak atau pun dokter-dokteran. Dan sialnya,  saya yang selalu jadi objek permainan mereka.

Meski terlahir dengan jelas punya belalai ala Shin Can, tubuh mungil dan muka imut membuat penampilan sosok kecil saya lucu dan ngegemesin. Bahkan tetangga memanggil saya dengan sebutan 'Cah Ayu'. Dandanan ala anak perempuan dengan bedak dan lipstik menjadikan saya objek eksperimen kakak-kakak dan teman-teman perempuannya. Tidak terbersit sedikit pun perasaan aneh dengan perlakuan kakak-kakak saya tadi. Yang ada hanyalah rasa senang dan gembira bermain bersama tertawa lepas bahagia.

Itulah sekelumit gambaran masa kecil saya dulu. Kita skip perjalanan masa remaja saya. Langsung saya masuk ke masa kuliah di Jogja, kost sendiri jauh dari orang rumah. Apakah masa lalu saat saya kecil masih terbawa sampai masa dewasa memasuki masa kuliah? Jawabannya tentu saja. Yang pasti bahkan sampai sekarang pun masih menyisakan wajah imut ini #nyengir. Lalu apa hubungannya dengan LGBT? Seberapa jauh sepak terjang saya berikutnya di dunia LGBT? Mari kita simak cerita selanjutnya.

Saat memasuki masa kuliah, saya hidup mandiri dengan tinggal di tempat kost, meski jarak rumah tidak terlalu jauh dari kampus, kira-kira ditempuh selama 1-1.5 jam perjalanan dengan motor ala pembalap. Satu kost sesuai ingatan saya ada 11 kamar yang semua adalah laki-laki. Singkat cerita ada salah satu teman kost saya, asli dari Jombang. Teman saya ini terpaut kurang lebih 2-3 tahun di atas saya. Dia mengambil kuliah Fakultas Hukum di salah satu perguruan tinggi di Jogja. Saat itu periode tahun era millenium. Teman saya ini sedang menyelesaikan tugas akhirnya. Pada suatu hari sambil santai di sore hari kita ngobrol di teras kamar. Dia cerita tentang tugas akhirnya yang ternyata mengambil judul tentang bagaimana perilaku kekerasan yang terjadi pada kaum LGBT ditinjau dari aspek hukum. Tema yang cukup aneh, bukan? Tapi begitulah kenyataannya. Teman saya ini coba mencari referensi dari berbagai nara sumber terkait tugas akhirnya. Sedikit mengernyitkan dahi saya coba berpikir untuk membantu teman saya ini. Saya teringat punya satu teman perempuan yang kuliah di Fakultas Psikologi dan cukup aktif di kegiatan mahasiswa. Mungkin bisa membantu sebagai referensi nara sumber untuk teman saya tadi.

Akhirnya setelah janjian, pada suatu hari selepas maghrib, kami berdua meluncur di atas motor kesayangan menuju tempat kost teman perempuan saya tadi. Gayung bersambut. Ternyata teman perempuan saya ini cukup aktif di unit kegiatan mahasiswa dan ikut dalam berbagai aktivitas penyuluhan HIV-AIDS. Diskusi panjang mewarnai pertemuan kami malam itu dan berlanjut dengan janjian ketemuan berikutnya. Kali ini atas saran teman perempuan saya tadi,  dia akan ajak salah satu teman laki-lakinya yang lebih dalam terlibat dalam membahas dunia LGBT.

Seperti rencana sebelumnya akhirnya kita ketemuan lagi, kali ini jadi berempat. Diskusi seru kembali mewarnai pertemuan 8 mata malam itu. Di situ juga saya pertama kali tahu dan baca sebuah majalah kaum LGBT yang berjudul 'Gaya Nusantara'. Berbagai ulasan dan kehidupan kaum LGBT dibahas di situ. Teman kost saya begitu senang dan antusias karena apa yang dia inginkan untuk bahan tugas akhirnya bisa didapat. Karena kita berempat dan teman kost saya tadi menemukan teman diskusi yang seru, akhirnya perbincangan terbagi menjadi dua kubu. Saya lebih banyak ngobrol bareng teman perempuan anak Psikologi tadi. Obrolan ringan yang ternyata cukup seru mewarnai waktu. Berbagai eksperimen mulai dari coba tes kepribadian,  menggambar pohon, gambar orang dan permainan anak Psikologi yang lain saya coba. Beberapa hasilnya membuat teman perempuan saya terbengong-bengong.

Pertemuan-pertemuan berikutnya berlangsung beberapa kali,  dengan format yang sama saya menemani dan ngobrol dengan teman perempuan Psikologi tadi. Ntah sadar atau tidak perasaan nyaman ngobrol dan bertemu itu menjadi sebuah aktivitas yang saya tunggu-tunggu. Bahkan ketika teman kost saya tidak butuh untuk ketemu diskusi, saya tetap cari-cari alasan untuk datang ke tempat teman perempuan Psikologi tadi, dengan berbagai macam alibi tentunya.

Lalu akhirnya bagaimana? Bagaimana hubungan dengan LGBT tadi? Yup, bagi Anda yang sudah membaca kisah saya di '3 Kali Hamil Akibat Merayakan Vakentine' tentu sudah bisa menebak kisah lanjutannnya. Gadis Psikologi tadi adalah sosok yang ada di cerita itu, yang akhirnya hamil 3 kali akibat perbuatan saya #nyengir.

Yup.. Sosok gadis Psikologi tadi adalah pendamping hidup saya saat ini. Dan tepat hari ini,  17 Februari, 15 tahun yang lalu kami jadian. Sepotong coklat menjadi senjata saya untuk menembaknya. Dan saya meski punya masa lalu sebagai 'Cah Ayu', sosok anak kecil imut yang sering didandani ala perempuan oleh kakak-kakak saya adalah seorang lelaki tulen yang gagah perkasa. Sosok Ayah sebagai pengayom keluarga dan 2 kakak laki-laki yang siap setiap saat untuk maen bola atau berantem membuat jiwa laki-laki saya tetap mendominasi, dibuktikan dengan hasil 3 orang krucil lucu yang mewarnai hari-hari bahagia kami. Dan semua itu ada dan kami menyatu bersama karena LGBT.


Salam,
HUM

*dedicated to My Beloved.... Hari ini kita jadian,  Ma....!! :)


Tuesday, February 2, 2016

Hati-hati Bagi Anda Pemilik Mobil Sedan

BY HUM IN No comments

Pamer mobil habis dipoles 


Punya teman yang menggeluti dunia MLM? Pernah lihat foto mereka bergaya di depan mobil kerennya untuk menunjukkan hasil kerjanya? Pernah tahu juga posting mengenai foto-foto mereka yang ternyata di depan mobil orang? Entah benar atau tidak postingan itu tapi yang pasti saya menghindari untuk foto-foto di depan mobil sendiri,  pasti dianggap hoax...hahaha..

Boleh dibilang saya adalah penikmat kenyamanan. Dari mobil pertama dulu dan yang sekarang dipakai harian menggunakan type sedan. Mobil jenis sedan sering dianggap dan diposisikan sebagai mobil mewah.  Dan anggapan inilah yang membuat banyak kejadian konyol menimpa saya. Mobil saya sih sebenarnya tidak terlalu bagus,  biasa saja. Indikasinya lebih karena tampang saya yang terlalu pas-pasan,  pas dan meyakinkan duduk di kabin sopir. Nasib #nyengir

Jadi ceritanya suatu malam pulang kerja iseng-iseng mampir ke tukang martabak di pinggir jalan, oleh-oleh buat anak bini di rumah. Dengan cekatan tukang martabak yang masih muda itu memulai aksinya.  Ngobrol sana sini, akhirnya selesai pesanan dibungkus.  Nah...pas serah terima martabak,  si penjual melontarkan kata-kata mutiaranya,  "Mas,  kalok ada lowongan nyupir kayak sampeyan kabarin ya,  bosen juga jualan martabak,  capek dapetnya segini-segini saja."
"Ohh...ok deh.." #mlongo trus ngeloyor ngemplok martabak spesial dua telor

Yang paling sering kejadian adalah pada waktu isi bensin. Minta struk di pom bensin merupakan kebiasaan wajib saya,  alasannya bisa baca di sini ni..
Nah,  efeknya ya itu...dituduh buat klaim ke Boss,  sampek ditawarin struk dengan nilai lebih besar #iya deh

Yang lucu lagi #hahaha...pas kemaren ban kiri depan kok indikator anginnya merah,  akhirnya belok ke tukang ban nitrogen di pom bensin. Cek ternyata ada paku gedhe nancap. Prosesi pencabutan dan penambalan dengan cepat dieksekusi. Beres.
Ehh..tanpa angin tanpa hujan,  tukang tambalnya ngomong sambil pegang paku pembocor tadi,  "Mas,  ini pakunya mau dibuang di sini atau dibawa buat bukti ke Boss?" 
Mak #jleb.. Serasa seribu paku menusuk dalam ke jantung ini.

Kejadian lain pas mau ganti ban yang dah botak. Mampirlah ke salah satu toko ban. Disambut senyum lebar si engkoh yang langsung tunjuk sana sini ban yang cocok. Pas giliran tanya harga, jawaban meyakinkan kekuar dari mulut lebar si engkoh, "Owe kasih murah ni, owe potong 25%, ntar kwitansi owe kasih harga belum diskon,  lumayan tu buat lapor ke Boss." 
#langsungsalto

Karena baik hati dan tidak sombong, kadang pas pulang kerja ada yang ikutan nebeng. Waktu itu masih pakai mobil silver, ada yang ikut nebeng turun di jalan raya depan. Nah, pas turun seperti biasa say hello. Pas mau jalan lagi, lha kok tiba-tiba pintu mobil belakang ada yang buka trus duduk manis di belakang. Saling pandang sejenak. Bengong.
"Ehh..maaf, saya pikir ini tadi taxi.." kata sang penumpang gelap tadi sambil nyengir turun lagi.
Hehh...bayar dulu kali...tarip buka pintu #hadeh

Pernah satu kali ada agenda meeting di salah satu gedung megah di Sudirman Thamrin sono. Agenda meeting jam 1 siang. Datang agak awal langsung masuk parkiran gedung naik berkelok. Cari posisi parkir dekat dengan mushola. Turun, langsung ke mushola sholat dhuhur dulu. Cukup ramai di situ orang pada ngobrol. Setelah selesai sholat,  sambil pakai sepatu ikut nimbrung obrolan. Cukup lama ngobrol sana sini sampai akhirnya ada satu orang yang nyeletuk, "Mas, Boss meeting masih lama ya? Kalok mau tidur-tiduran di belakang situ ada ruang tunggu sopir."
Langsung deh pengen tiduran #tutupmata

Ada juga cerita teman yang mirip-mirip nasibnya. Ceritanya pas liburan sama anak istri, di jalan dia terlibat tabrakan beruntun, untung kondisi nggak begitu parah. Karena posisi mobilnya di tengah,  moncong mobil sempat kebentur mobil depan. Turunlah kawan satu ini. Yang ditabrak nggak terima dan minta ganti rugi yang langsung di iya in sama kawan saya tadi karena memang merasa salah agak melamun tadi. Lawan bicaranya malah bengong, "nggak tanya majikan dulu tu di dalam?" #senasib

Dari semua pengalaman yang sudah terjadi...terjadilah. Tak ada satu pun yang saya coba lakukan klarifikasi,  ntar malah suruh bawa Boss sebagai barang bukti #nyengir. Tapi untungnya masih ada satu kisah yang sedikit membuat besar hati #senyum.

Ceritanya pas ada outing bareng ke daerah Lembang. Acara nginep semalem trus mau pada lanjut jalan-jalan Sabtu siangnya. Karena Sabtu pas ulang tahunnya si Kakak kedua,  akhirnya biar lebih fleksibel berangkat dengan mobil sendiri. Pada saat menyusuri Cipali, ehh..ketemu sama bus rombongan. Akhirnya ikut deh menginthili di belakang. Pas masuk kota Subang,  selepas lampu merah tiba-tiba bus di stop Polisi. Akhirnya ikut menepi juga di depan bus. Sopir bus turun dan ngobrol dengan Pak Polisi, sempat nunjuk-nunjuk ke mobil saya juga. Ternyata bus/truk tidak boleh langsung masuk dalam kota,  harus mutar ke lingkar luar. Dan akhirnya bus cuma disuruh putar balik dan tidak ditilang atau diminta duit sama Pak Polisi. Usut punya usut,  kata sopir busnya Pak Polisi agak ngeper karena bus dikawal mobil sedan. Hahahaha...ternyata cukup ampuh juga ya mobil saya,  apalagi mobil hitam pas kinclong habis di poles penuh keringat tadi pagi, plus plat nomer 2 digit bikin tambah ngeper tu Pak Polisi, dikira mobil menteri kali...mentri hewan. Untung saya tetep di mobil, kalok pakai acara turun bakalan ilang wibawanya #nyengir

Kadang memang serba susah sih punya style pembalap gini,  apalagi kalok pas bareng bini. Bini duduk di belakang sudah jelas tuduhan orang. Terdakwa #Sopir.
Giliran bini duduk di samping depan dibilang sopir kurang ajar,  berani nggodain majikan. Nasib #nyengir


Salam,
HUM