Monday, April 30, 2012

Gowes May Day : Antara PHK dan Jembatan Putus

BY HUM IN , No comments


13357999672089333554
Orasi Serikat Pekerja di Base Camp
Terompet siap ditiup dan genderang siap ditabuh, barisan buruh siap beraksi. Tanggal 1 May yang ditetapkan sebagai hari buruh internasional tinggal menghitung menit lagi. Berbagai persiapan sudah dilakukan untuk menyambut seremonial ini. Di Cikarang yang merupakan daerah industri, seremonial ini telah dipersiapkan dan diantisipasi efeknya sebelum hari H. Pertanyaannya, kok disiapkan? Ya..tentu saja teman-teman buruh dan serikat pekerja sudah mempersiapkan rencana aksi turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi mereka. Pertanyaan berikutnya, kok perlu diantisipasi?

Tentunya masih ingat dengan aksi gabungan serikat pekerja beberapa waktu lalu berkaitan dengan issue perseteruan dengan Apindo mengenai penetapan UMK Bekasi. Aksi turun ke jalan dengan melakukan sweeping terhadap pabrik-pabrik di kawasan industri seputar Bekasi dilakukan untuk menggalang massa dengan jumlah yang banyak. Salah satu aksinya adalah dengan melakukan penutupan akses tol sehingga menyebabkan lumpuhnya jalur Jakarta - Cikampek selama beberapa jam. Aksi tersebut akhirnya menjadi issue nasional yang membuat SBY memerintahkan menterinya untuk turun tangan menyelesaikan kasus ini. Kesepakatan berikutnya menghasilkan putusan yang meluluskan permintaan para buruh dan mencatatkan buruh di Kabupaten Bekasi sebagai penerima UMK tertinggi di Indonesia.

Aksi sweeping ke dalam pabrik di kawasan industri dan pemblokiran akses tol ini yang akan diantisipasi oleh para pengusaha dan aparat terkait. Pihak manajemen pengelola kawasan industri sudah mengeluarkan surat edaran untuk menghimbau kepada perusahaan-perusahaan di dalam kawasan industri yang dikelolanya untuk mengadakan perundingan dengan serikat pekerja masing-masing untuk kelancaran seremonial May Day ini. Beberpa perusahaan memutuskan meliburkan karyawannya, meskipun banyak juga yang tetap beroperasi. Aparat keamanan juga telah mempersiapkan diri untuk melakukan pengamanan demi kelancaran jalannya aksi damai para buruh ini.

Berkaitan dengan mendekatinya seremonial May day ini, gowes Sabtu Minggu yang lalu sengaja mengambil rute muter seputar kawasan industri. Di Cikarang terdapat beberapa kawasan industri yang tersebar di beberapa lokasi. Rute kali ini mengambil jalur masuk kawasan industri EJIP dan Delta Silicon. Suasana Sabtu pagi di wilayah Cikarang beda sekali dengan hari-hari kerja yang diwarnai kemacetan panjang di akses keluar masuk pintu tol. Sabtu Minggu merupakan hari yang lumayan nyaman dinikmati untuk sekdar jalan-jalan mengisi liburan weekend dengan lalu lintas yang relatif lancar.

Perjalanan keluar dari perumahan dilanjutkan dengan menyebrangi Kali Malang dan menembus perkampungan menuju kawasan Lippo. Roda sepeda berputar perlahan ketika dari kejauhan terlihat keramaian sekelompok massa di sisi jembatan putus. Yup.. di ujung kawasan industri di Lippo ini membentang sebuah jembatan yang direncanakan menghubungkan kawasan industri ini dengan kawasan industri MM2100 di Cibitung. Kenapa disebut jembatan putus? ya..karena memang jembatan ini baru terbentang setengah badan. Ujung ke arah kawasan industri MM2100 belum dilanjutkan pengerjaannya, issue yang beredar sepertinya belum ada kesepakatan antara kedua pengembang kawasan industri ini sehingga jembatan penghubung ini terbengkalai sekian tahun dalam kondisi setengah jadi, sungguh amat disayangkan, mestinya dengan jembatan ini akses kedua kawasan industri akan semakin lancar dan tentunya mengurangi kemacetan yang menjadi makanan sehari-hari.
13358001061455145918
Jembatan Putus (Doc: HUM)
Lha, terus apa hubungannya jembatan putus ini dengan aksi buruh?
Beberapa waktu yang lalu di kawasan industri ini ada sebuah perusahaan otomotif perakitan motor asal negeri ginseng yang mengalami masalah dan memutuskan menutup operasinya. Imbasnya adalah ada sekian banyak karyawan yang terkena dampak penutupan operasi perusahaan ini. Bahkan issuenya para karyawan diputus sepihak tanpa medapatkan hak mereka. Hal ini memicu demo lokal karyawan perusahaan tersebut yang berlangsung cukup lama, bahkan kemudian para buruh mendirikan kemah darurat di depan bekas pabrik mereka yang sudah ditinggalkan investornya.

Seiring berjalannya waktu, aksi pendudukan pabrik tersebut belum juga membuahkan hasil. Para pekerja kemudian berinisiatif untuk mendirikan camp di ujung jembatan putus tadi, mengingat pendirian camp di depan bekas pabrik mereka yang berada di jalan utama kawasan industri sehingga sedikit mengganggu kelancaran lalu lintas. Tenda yang didirikan di ujung jembatan putus ini menjadi posko solidaritas antar buruh dan serikat pekerja. Pada waktu-waktu tertentu diadakan agenda untuk berkumpul para buruh dan serikat pekerja diisi dengan orasi untuk menyuarakan aspirasi mereka, seperti yang dilakukan pagi itu.

Perlahan pedal saya kayuh dan roda sepeda berputar menyusuri sekian banyak mobil dan motor yang diparkir sepanjang jalan menjuju mulut jembatan. Berhenti sejenak melepas lelah sambil meneguk minuman untuk melepaskan dahaga. Terdengar orasi yang berapi-api dengan sura lantang mengobarkan semangat solidaritas dari para buruh yang berkumpul.  Solidaritas antar pekerja ini memang merupakan salah satu kekuatan yang menyatukan mereka. Terlihat cukup banyak pekerja yang berada di ujung jembatan itu dengan antusiasme mereka mendengarkan orasi tersebut. Entah sampai kapan jembatan putus ini akan dijadikan base camp para pekerja korban PHK tadi.
1335802586932552024
Selamat Hari Buruh (Doc: AP)
Pedal dikayuh kembali untuk berputar menuruni lereng jembatan dan meyebrang dari sisi bawah jembatan menuju kawasan MM2100. Dalam hati sempat bergumam, semoga aspirasi mereka mendapatkan respon positif dari para pengusaha dan pemerintah, sehingga para pekerja benar-benar bisa menjadi mitra bagi para pengusaha, mewujudkan sebuah sinergi positif untuk mengembangkan karya dan usaha membangun negeri ini. Dan semoga juga, penyambutan seremonial May Day besok akan berlangsung tertib, aman, dan damai sentosa. Amin..

Salam Gowes,


It's All About Bicycle

Saturday, April 28, 2012

Sakura Matsuri : Ketika Miyabi ke Indonesia

BY HUM IN , , No comments

[caption id="attachment_174159" align="aligncenter" width="522" caption="Sakura Matsuri @Citywalk "]1335624680939345702
[/caption]
Sore tadi saya jalan-jalan bareng istri dan anak-anak ke acara Sakura Matsuri di Citiwalk, Lippo Cikarang. Berawal dari rasa ingin tahu ketika melihat poster acara tersebut beberapa hari yang lalu. Kira-kira apa sih acaranya ya? Kalau melihat judul di atas, pasti mikirnya nggak jauh-jauh seputar kompor, hot..*:nyengir. Tahu kan siapa Miyabi? temennya Miyako, buat menanak nasi, dijamin panas kan..*:senyum. Yap, siapa sih orang Indonesia yang nggak kenal Miyabi? Kenal sih pasti nggak, tapi pasti tahu dan pernah "menikmati" :D. Judul di atas sengaja ditulis demikian untuk mengaitkan dengan sebuah festival atau dalam bahasa Jepang disebut Matsuri. [caption id="attachment_174175" align="aligncenter" width="497" caption="Festival Band (Doc: HUM)"]
1335628575441709771
[/caption] Festival
Jepang - Indonesia yang bertajuk Sakura Matsuri ini, dari hasil investigasi ketika muter tadi sore sepertinya merupakan sebuah festival yang menyajikan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan budaya Jepang. Memang di daerah Cikarang yang merupakan kota industri, banyak sekali perusahaan asing yang berdiri di sini, termasuk sekian banyak perusahaan dari Jepang baik yang berdiri sendiri maupun joint venture dengan perusahaan lokal, sehingga tidak aneh kalau banyak dijumpai orang-orang ekspatriat yang bermukim di daerah ini bersama keluarganya. Di acara Sakura Matsuri ini ditampilkan berbagai macam pertunjukan dan acara, seperti pentas musik, fashion show, kuliner dan berbagai lomba lainnya yang bertemakan budaya Jepang. [caption id="attachment_174178" align="aligncenter" width="516" caption="Kuliner khas Jepang (Doc: HUM)"]
13356292031205030069
[/caption]
Sedikit flashback ke jaman sebelum kemerdekaan dahulu kala, Jepang merupakan salah satu negara yang diklaim sebagai penjajah. Konotasi penjajah tentunya sangat kita pahami melalui pelajaran sejarah yang kita dapat dari bangku sekolah. Sejarah mencatat berbagai bentuk kekejaman yang diterima bangsa kita saat penjajahan Jepang pada masa itu. Perkembangan jaman saat ini memposisikan bangsa Jepang sebagai "mitra" bagi bangsa kita, terbukti dengan berbagai penjanjian diplomatik yang dibuat oleh kedua negara dan secara nyata terlihat dari banyaknya perusahaan asing tersebut yang berdiri di tanah air ini. Dari catatan sejarah hampir tidak ada kita jumpai cerita positif tentang penjajah pada masa pra kemerdekaan, baik itu pada masa penjajahan Belanda maupun Jepang. Tidak salah mungkin memang kalau ada orang mengatakan bahwa sejarah itu ditulis berdasarkan penguasa, dalam artian bahwa seorang yang dianggap penjahat perang oleh kita bisa jadi merupakan pahlawan bagi negerinya. Jadi memang susah sekali untuk bisa melihat sejarah dari berbagai sudut pandang.

Melihat kenyataan hubungan Indonesia dengan Jepang saat ini, saya sedikit tergelitik untuk merenung membayangkan yang terjadi pada jaman penjajahan sekian tahun silam. Terlintas di pikiran, mungkin saja banyak hal positif yang kita dapat dari para penjajah kita pada masa itu yang tidak terungkap oleh catatan sejarah kita. Hal positif yang saya jumpai sekarang dan cukup salut dengan orang-orang Jepang yang pernah saya kenal adalah mengenai etos kerja dan kedisiplinannya. Tidak heran jika Anda pernah berkunjung ke negeri Sakura itu dan mendapati perbedaan yang mencolok dengan kondisi negeri kita ini. Ya..budaya disiplin, itu merupakan salah satu hal positif yang mestinya bisa kita dapatkan saat penjajahan Jepang jaman dahulu kala. Budaya hidup teratur, disiplin, respek terhadap orang lain merupakan hal-hal positif yang bisa kita tiru dari bangsa Jepang.

Memang ada juga hal negatif dari budaya Jepang yang menurut saya tidak bisa dicontoh, misalnya minum sake atau arak yang merupakan minuman keras yang bisa memabukkan. Budaya Jepang memposisikan minum sake sebagai ritual jamuan untuk menghormati tamu, dan tentu saja bisa berefek memabukkan jika tidak terbiasa atau terlalu banyak. Pernah dapat cerita dari seorang kenalan orang Jepang, setelah menghadiri jamuan makan dan minum yang dilanjut karaoke sehingga minum terlalu banyak dan hampir mabuk, si orang Jepang tersebut sadar diri kalau dalam kondisi mabuk sangat berbahaya jika mengendarai mobil. Yang dia lakukan adalah panggil taxi untuk mengantar pulang dan mobil diminta orang lain untuk membawa pulang ke rumah. Jadi meskipun senang "bersenang-senang", tapi tetap disiplin dan sadar akan resiko yang bisa menimpanya.
Hal lain yang mungkin bisa kita sebut sebagai budaya juga adalah "budaya bebas" anak muda di Jepang. Ironis sekali ketika kita melihat begitu populernya seorang Miyabi di negeri kita ini, atau begitu hebohnya anak-anak muda negeri kita ini menyambut konsernya artis dari Korea, SuJu, sampai rela antri panjang seharian. Sempet merenung ke jaman penjajahan dulu lagi, mungkin saja saat itu para cewek-cewek ABG yang sekarang merupakan nenek-nenek kita mengalami hal yang sama kah dengan ABG jaman sekarang? Saat pasukan penjajah Jepang masuk ke Indonesia dengan gagahnya, mungkin sambutannya sama hebohnya ketika menyambut kedatangan SuJu. Bisa jadi para wanita Jugun Ianfu pada jaman itu menikmati tugasnya melayani para penjajah. Ahh..sudahlah, sejarah sudah mencatat berbagai macam penderitaan mereka, tidak baik rasanya berandai-andai yang negatif. [caption id="attachment_174177" align="aligncenter" width="440" caption="Narsis gaya Jepang (Doc: HUM)"]
1335628882955047598
[/caption]
Yang jadi ironisnya adalah kenapa bukan budaya "positif" tadi seperti disiplin, etos kerja, teratur dan sebagainya yang coba kita contoh dari bangsa-bangsa asing tersebut. Memang tidak dipungkiri sosok Miyabi dengan wajah polosnya bakal menggetarkan setiap lelaki yang melihatnya, apalagi ketika dia sedang acting dengan "polosnya" *:nyengir. Mungkin kalau kita bisa mengenal lebih dekat sosok Miyabi, kita bisa dapat berbagai hal positif dari seorang Miyabi. Yah, paling tidak saya yakin Miyabi masih menerapkan budaya disiplin dari nenek moyangnya, misalnya setelah acting "polos-polosan", saya yakin habis itu pasti tidak lupa mengenakan pakaiannya lagi, kalau tidak bisa-bisa masuk angin kan..?? *:nyengir lebar

Bagi Anda yang pengen menyaksikan acara Sakura Matsuri ini masih ada satu hari lagi besok hari Minggu, datang saja ke Citywalk Lippo Cikarang 'n buat yang pengen mengenal lebih dalam sosok Miyabi, bisa kontak saya untuk berbagi koleksi..*:nyengir jorok.

Salam,
HUM

Tangan di Atas, Pejamkan Mata Anda

BY HUM IN , No comments

"Tangan kanan memberi, tangan kiri tidak boleh melihat" Sering kan dengar istilah ini? Saya sedikit merenung untuk menginterpretasikan makna kalimat tersebut. Bisa jadi maksudnya adalah ketika kita memberikan sesuatu pada orang atau bersedekah, jangan sampai terlihat oleh orang lain karena berpotensi jadi riya, sombong atau takabur. [caption id="attachment_174087" align="aligncenter" width="482" caption="Tangan di atas (Doc: HUM)"]

1335590272344276090
[/caption]
Sebagai refleksi visual yang sering saya jumpai, seperti ketika sholat Jum'at, biasanya orang akan memasukkan infaq ke kotak yang berputar keliling sambil menutupi lembar atau receh yang masuk ke kotak tersebut. 
Pertanyaannya..apakah itu bagian dari makna "tangan kiri tidak boleh melihat" atau malah harfiah sekali "tetangga kanan kiri tidak boleh melihat" karena malu duit yg masuk nggak seberapa dan bunyi.."klothak..krincing.." yang artinya receh? *:senyum. Jawabannya tentunya balik ke pribadi masing-masing dan hanya Tuhan yang tahu.

Buat saya sendiri yang kadang sering berpikir nyleneh *:nyengir, memaknai istilah di atas mungkin sedikit beda. Saya anggap "tangan kiri" tersebut ya bagian dari saya sendiri, artinya ketika mengambil uang untuk sedekah, saya nggak boleh tahu berapa nilai yang mau saya sedekahkan.. aneh? memang banyak orang bilang saya orang yang aneh..halah..*:nyengir lebar, karena saya punya prinsip males mikir untuk berbuat baik, boleh liat tulisan Jadi Mikir Kalau Mau Berbuat Baik. Bahkan saya tidak berusaha menutupi ketika memasukkan lembar ke kotak infaq, dengan tujuan menarik tetangga kanan kiri untuk ikutan sedekah, mudah-mudahan tidak masuk kategori riya atau sombong.

Bentuk nyata yang saya lakukan adalah seperti ini, ketika hari Jum'at, saat kotak infaq keliling, saya pasti belum menyiapkan uang untuk infaq seperti yang kebanyakan orang lakukan. Jadi ketika kotak bergeser ke depan saya, saya tutup mata, ambil dompet di saku celana, lembar pertama yang kepegang oleh tangan itulah yang bakal masuk ke kotak infaq di depan, baru buka mata untuk melipat dan memasukkan ke kotaknya dan saya bisa lihat berapa nilai yang terambil. Karena hanya lembaran yang saya pilih, nilainya akan berkisar dari seribu sampai seratus ribu rupiah, tinggal liat banyakan mana yang ada di dompet. Untung nggak pernah kejadian salah ambil surat utang..*:meringis
Sebenarnya metode yang saya jalankan ini ketika suatu kali pernah dengar wejangan pak ustadz mengenai sedekah. Beliau bilang, "sedekah itu lebih baik banyak tapi ikhlas daripada sedikit tapi nggerundel..nggak ikhlas" *:senyum. Memberi banyak tapi ikhlas kadang susah kan...jadi mikir :D, memberi sedikit, dibilang ikhlas susah juga, malu sama tetangga kanan kiri mah iya...makanya ditutupin :D. Nah, biar nggak banyak mikir, mau banyak atau sedikit..biar ikhlas ya udah...tutup mata ajah..*:senyum

Kemudian kalau berbicara lagi dengan persepsi bahwa "tangan kiri" adalah orang lain disekitar kita, yang dipersepsikan juga "tidak boleh tahu", saya juga ada pemikiran lain *mohon pencerahan kalau kurang pas*, ketika kita menyembunyikan sedekah kita dari orang lain dengan alasan "malu" karena nilainya "kecil", itu malah seolah-olah kita berpura-pura, jadi tidak ikhlas. Jadi saya malah kepikiran sebaliknya, biarlah tetangga kanan kiri kita melihat dengan wajar ketika saya memasukkan lembaran ke kotak amal dengan tujuan seperti tadi, mengajak mereka untuk tergerak ikut bersedekah. Kalau pas kebetulan melihat lembar terkecil yang saya pegang, mudah-mudahan mereka akan bersedekah lebih dari lembar yang saya pegang. Sebaliknya juga, ketika lembar tertinggi yang terpilih, mereka akan mengikuti dengan lembar yang nggak kalah besarnya.

Buat saya, nggak usah ragu atau malu ketika mau berbuat baik dan tidak perlu malu juga ketika hanya "sedikit" yang baru bisa kita perbuat. Tutup mata dan rasakan sensasi dari hasil perbuatan kita, yang penting berani berbuat berani tanggung jawab..halah...*:nyengir

Salam,
HUM

Thursday, April 26, 2012

Rejeki Sudah Ada Yang Ngatur, Salah Satunya Bapak

BY HUM IN , , No comments


Mengisi rutinitas dan untuk menjaga kebugaran tubuh *sok lebay, seperti agenda biasanya weekend diisi dengan gowes. Perjalanan kali ini sebenarnya cerita gowes dua minggu yang lalu, mudah-mudahan belum basi untuk dirangkai menjadi sebuah cerita dengan benang merah yang sudah dipersiapkan :)

Perjalanan kali ini mengambil rute seputar kampung dekat rumah sampai ke kawasan industri. Berhubung siang sudah menjelang, acara muter-muter tidak bertahan lama, keburu basah semua seluruh badan kepanasan terik mentari sampai harus peras keringat, untung tidak jadi banting tulang *: senyum. Perjalanan akhirnya pitstop sejenak ketika melewati tempat kerja. Sekedar meneguk sebotol minuman, menyempatkan diri mampir nongkrong sejenak di luar gerbang. Sengaja juga mampir untuk check pengerjaan otomatisasi pintu gerbang. Yup…mulai minggu lalu terjadi sedikit perubahan yang dilakukan untuk karyawan yang bertujuan untuk menggalakkan disiplin di tempat kerja. Salah satu aktivitas fisik yang dilakukan adalah dengan pembuatan gerbang otomatis yang dikendalikan dari pos security, jadi setiap karyawan yang keluar masuk harus menggunakan kartu pas dengan persetujuan atasan dan lapor ke security. Imbas dari penerapan aturan ini, semakin sedikit karyawan yang makan di luar.

Nah, sebelum aturan itu mulai diberlakukan, sengaja saya mengawali investigasi imbas dari penerapan aturan baru ini dengan nongkrong di luar gerbang tempat para penjual berdagang. Memang di depan tempat kerja mangkal beberapa pedagang dengan berbagai menu khas mereka. Dan yang menjadi nasabah utama tentu saja karyawan di tempat kerja saya. Sebenarnya perusahaan sudah menyedakan menu untuk makan para karyawan, tapi dengan berbagai pertimbangan tetap saja banyak karyawan yang keluar makan siang di penjual depan, termasuk saya tentunya *:senyum meski cuman sesekali. Satu-satunya alasan saya untuk menikmati makanan di luar tersebut adalah menu yang variasi dan suasana yang lain. Kita bisa memilih menu mulai somay, nasi goreng, ketoprak, tongseng, ayam goreng sampai bebek goreng. Yang selalu saya tekankan sama penjual bebek goreng adalah jangan lupa pakai “B” ya..coba bayangin kalo’ “B”-nya ilang…wuiihh…:D Selain itu suasana akrab dengan obrolan santai dengan teman dan para pedagang serta tukang ojeg yang mangkal di situ di bawah rindangnya pohon disertai semilir angin yang bertiup sepoi-sepoi merupakan salah satu daya tarik yang tidak didapatkan ketika makan siang di kantin perusahaan.

Dengan sebotol minuman di tangan, saya membuka obrolan dengan pedagang yang mangkal di depan gerbang. Topik langsung mengarah pada imbas bagi mereka terhadap kebijakan baru yang issue-nya memang sudah sampai ke telinga para pedagang, diperkuat dengan aktivitas fisik yang mereka lihat terhadap pintu gerbang. Mereka bercerita bahwa pasrah dengan segala kebijakan yang akan diterapkan, meskipun memang pasti akan berimbas terhadap menurunnya omset jualan mereka. Sedikit masuk lebih dalam mengorek informasi dari salah seorang pedagang nasi goreng yang tiada duanya mantab rasanya *soalnya nggak ada penjual nasi goreng lain di situ..:D, dia bercerita bahwa untuk bisa dapat kavling berjualan di depan gerbang ini tidaklah mudah, penuh persaingan dengan pedagang yang sudah buka lapak duluan, belum lagi harus setor upeti pada “petugas”. Ya..mereka ini sebenarnya pedagang ilegal, meski sudah bayar iuran tetap pada “petugas” tapi tetap saja harus pontang panting menyelamatkan dagangan ketika ada razia ketertiban. Memang kadang ironis melihat perjuangan hidup mereka tapi cukup salut dengan kegigihan para pedagang tersebut, mengumpulkan setiap lembar dan receh untuk menghidupi keluarga.
1335454838673627820
Rejeki sudah ada yang ngatur…(Doc: HUM)
Penjual nasi goreng ini berjualan untuk menghidupi dua orang anaknya, yang besar sudah sekolah, sedangkan yang kecil ikut bapak ibuya berjualan. Keinginan mereka cukup sederhana, mendapatkan hasil dari jualan cukup untuk makan dan sekolah anak-anaknya, berharap anak mereka bisa sukses tanpa harus mengikuti jejak mereka. Sedikit merenung ketika mereka mengungkapkan kegalauannya dengan issue kebijakan yang akan diterapkan di perusahaan tempat mereka mangkal. Satu pernyataan yang membuat saya kembali merenung, “Rejeki sudah ada yang ngatur Pak…salah satunya Bapak..”. Satu ungkapan klise yang ditambahi dengan pernyataan yang cukup realistis menyikapi kondisi yang bakal mereka hadapi.

Ya..kadang kita dihadapkan pada sebuah pengambilan keputusan yang berimbas terhadap orang lain di sekitar kita. Tentunya butuh pertimbangan yang matang ketika mengambil keputusan tersebut. Setiap kebijakan yang diambil pasti memberikan dampak terhadap objek di sekitarnya dengan berbagai macam plus minusnya. Adaptasi terhadap perubahan tentunya diperlukan untuk mencapai titik nyaman berikutnya. Dan saya yakin jika sebuah kebijakan diterapkan dengan tujuan positif, tentunya akan memberikan dampak yang positif jika kita menyikapinya juga dengan positif.

Sebelum menginjakkan kaki di pedal untuk kembali ke titik nol, tidak lupa saya titipkan pesan sama tukang nasi goreng, “Rejeki sudah ada yang ngatur, salah satunya Bapak sendiri…terus berusaha dan tawakal, wujudkan impian anak-anak”.
Memang rejeki tidak pernah salah alamat, jadi kalau Anda merasa sudah peras keringat banting tulang kerja keras 24 jam tapi kok rejeki masih seret…artinya Anda perlu lapor RT/RW setempat..*:nyengir


It's All About Bicycle

Saturday, April 21, 2012

Kisah Kartini yang Kebablasan

BY HUM IN , , No comments

"Kakak, ayo cepetan bangun..langsung mandi, kita sudah kesiangan nih..", pagi-pagi yang cerah sudah dihebohkan oleh suara keributan istri yang teriak sana sini sambil sibuk membereskan perlengkapan si Kakak. Ya..hari ini, kita peringati sebagai Hari Kartini. Sebagai apresiasi terhadap perjuangan Ibu Kita Kartini, ditetapkan tanggal 21 April sebagai Hari Kartini. Sebutan Kartini saat ini sudah menjadi identik untuk kaum perempuan dan nggak ada salahnya juga saya menyebut kaum lelaki sebagai Kartono, bentuk emansipasi laki-laki (?)


13349859181356707896

Peringatan hari Kartini kali ini sudah dinanti oleh kedua Kartini yang menemani hari-hari kami, dua orang Kartono. Yup..Mama dan Kakak adalah dua orang Kartini dalam keluarga kami, sedang saya dan si Adek adalah Kartono yang menemani. Kakak yang duduk di TK kecil sudah punya agenda peringatan Hari Kartini tahun ini. Mamanya dengan antusias sudah mempersiapkan segala sesuatunya buat si Kartini kecil. Seharian kemarin Mama sibuk sekali mempersiapkan kostum yang akan dipakai si Kakak untuk peringatan hari Kartini di sekolah. Cukup heboh gonta-ganti kostum yang pas dan pemilihan dandanan buat si Kakak, kehebohan khas emak-emak. Kesibukan yang dilakukan sampai larut malam menjelang, sehingga menghasilkan efek kehebohan di pagi hari :)

"Papa, ayo cepetan panasin mobil, sudah telat ni kita, keburu acaranya selesai nanti..", dapat bagian kesemprot juga saya yang dari tadi tenang, senyam senyum sambil menikmati teh hangat, menunggu kedua Kartini yang masih heboh.

"Waduhh..malah masih asyik ngeteh sambil baca koran lagi..Papa gimana sih..!", belum selesei tegukan terakhir dengan gelas masih nempel di bibir, semprotan kedua mampir lagi. Waduhh..segera bergegas bergerak deh, sebelum istri pasang jet pump dengan semburan yang lebih kenceng lagi...hihiihi..

Segera kita tancap gas, meluncur ke agenda peringatan Hari Kartini-nya si Kakak. Pintu gerbang sekolah si Kakak sudah terlihat tidak jauh lagi di depan. Dengan pasti mobil meluncur masuk ke pintu gerbang...tapi..lho kok sepi ya? jangan-jangan acara sudah bubaran? Padahal nggak telat-telat banget ahh.. Sempet nengok memandang wajah Mama di sebelah yang masih bengong, mungkin lagi mikir, "waduhh...sia-sia sudah kerja keras buat dandan yang super duper ini..hikss.." Ganti melirik ke si Kakak, terlihat mata bulatnya yang lucu masih berbinar-binar. "Kakak, undangan dari bu Guru kemarin acaranya di mana?", saya coba interogasi si Kakak. "Lah, kan undangan sudah Kakak kasih ke Mama, lagian Kakak kan belum bisa mbaca..jadi nggak tau deh acaranya di mana, Papa ini gimana sih..!", si Kakak menjelaskan sambil protes keras. Giliran Mama yang salah tingkah, "Wah, iya...Mama lupa, acaranya kan bukan di sekolah, di Taman Hompimpa samping Mall itu lho Pa..", hahahaa...serempak saya dan Kakak tertawa bareng, di susul si Adek yang ikut-ikutan saja padahal belum tahu lucunya kenapa..:) Sebelum dapat semprotan berikutnya, langsung deh banting setir menuju TeKaPe.

Jalanan yang macet menjadi agenda harian untuk mencapai lokasi tersebut, menambah kegalauan di wajah dua Kartini yang sudah dandan habis-habisan :senyum. Menjelang lampu merah, pedal gas saya kurangi injakannya, kecepatan sedikit turun. "Sudah Pa, tancap gas lagi, keburu telat ntar ni..", Mama merasakan perubahan laju mobil dan mulai sewot lagi. "Kan bentar lagi merah Ma..", saya coba kasih argumen. "Sudah ahh..bablas aja..", Mama menambahkan dengan penuh tekanan. Sedikit bimbang walaupun akhirnya mutusin injak pedal lebih dalam, kebetulan pas banget nyala merah lampu di depan. Rem coba injak cuman sudah tanggung kondisinya, akhirnya menerobos lampu merah di detik terakhir.

"Pritt..prittt...!!", suara peluit terdengar dan terlihat seorang berseragam melambaikan tangan. "Yah...tu kan Ma..kena tilang deh..", saya coba bergumam pasrah. Istri saya coba berargumen dengan pak polisi dengan sengitnya. Saya coba menengahi, "Ma, sudahlah..kita kan emang salah. Ntar malah tambah telat lagi.. Pak polisi kita memang salah, sudah tilang saja, nanti saya urus pembayaran dendanya." Polisi kemudian memberikan slip biru untuk denda pelanggaran lalu lintas tadi. Kemudian kita lanjutkan lagi perjalanan, masih diiringi muka manyun Mama yang masih galau.

Matahari sudah semakin tinggi seiring lamanya perjalanan dan berbagai hambatan di sepanjang jalan. Dengan usaha keras akhirnya kita sampai di Taman Hompimpa. Dengan tidak sabar, Mama langsung menarik Kartini kecil dengan setengah berlari, melupakan keberadaan dua orang Kartono yang cuman bisa melongo. Pas masuk ke panggung acara, terdengar suara pembawa acara dari pengeras suara, "Nah, itu tadi adalah peserta terakhir lomba busana Kartini Cilik kali ini, beri tepuk tangan yang meriah buat peserta semuanya..." Suara tadi menghentikan langkah Mama yang belum sampai menginjakkan kaki di zona area lomba. Mama langsung balik badan sambil masih menarik tangan Kartini kecil yang jadi ikut kebingungan. "Sudah ayo Pa, mending kita pulang aja. Acara sudah selesai..semua kebablasan..!!"

@@@@@@

Tett...tott...kisah di atas semuanya hanyalah fiktif belaka, meski mengambil inspirasi dari tokoh-tokoh nyata dalam kehidupan kami, kisah Kartini yang kebablasan dalam arti harfiah, kebablasan bangun, kebablasan lampu marah, kebablasan acara peringatan Hari Kartini juga. Yup..dua orang Kartini tadi adalah tokoh nyata dalam kehidupan keluarga kami. Mama, seorang Kartini yang luar biasa bagi saya dan keluarga. Seorang SuperMom yang telah mendedikasikan diri sebagai wanita karier sekaligus pendamping saya sebagai kepala keluarga untuk saling mengisi dan melengkapi sehingga menghasilkan sebuah sinergi yang positif dalam kehidupan keluarga kami. Si Kakak, merupakan Kartini kecil, sorang SmartKid yang memberikan warna warni dalam cerahnya aura bermain dalam kehidupan keluarga kami. Mudah-mudahan kelak bisa menjadi penerus apa yang dicita-citakan Ibu Kita Kartini, asal..jangan kebablasan yah..:)

Selamat Hari Kartini buat seluruh wanita Indonesia..!!

Salam,
HUM

Thursday, April 19, 2012

Fenomena Bubur Ayam Kampus

BY HUM IN , , No comments

Siapa yang suka bubur ayam? pasti banyak yang nunjukin jarinya ngacung tinggi-tinggi ke atas. Siapa yang suka ayam kampus? pasti akan banyak yang malu-malu nunjukin jarinya tinggi-tinggi ke atas *tapi tetep ada (sesuwatu) yang ngacung :nyengir [caption id="attachment_172619" align="aligncenter" width="500" caption="Bubur Ayam Kampus (Doc: A-Riv)"]

13348469482085942160
[/caption]
Interpretasi terhadap satu kalimat kadang berbeda-beda, apalagi kalau hal ini disengaja seperti judul di atas. Bagi yang pernah makan bangku kuliah *maruk amat bangku juga diembat :meringis* pasti tidak asing dengan istilah ayam kampus. Saya yang pernah mengenyam pendidikan di sebuah universitas cukup terkemuka di Indonesia bahkan di dunia *lg pengen sombong*, selama menyeleseikan masa kuliah, alhamdulillah belum pernah bergaul dengan yang namanya ayam kampus *kalo' menggauli lain lagi critanya :D

Biar nggak dianggep judulnya provokatif tapi isinya nggak nyambung, saya akan coba bahas dulu mengenai fenomena ayam kampus *geser kursi. Ayam kampus ini merupakan fenomena yang pada saat masa-masa kuliah dulu seringkali saya temui banyak berada di dalam sebuah fakultas, tepatnya di fakultas peternakan, jurusan ternak ayam potong...hahahaha...serius amat yak... Hadeuuhh...jadi ngelantur yak. Padahal sebenernya pengen cerita serius mengenai fenomena yang tiap pagi saya jumpai ketika berangkat mengais rejeki untuk sebungkus nasi padang, sisanya buat beli Nissan Juke :D.

Rute yang biasa saya lewati untuk berangkat kerja salah satunya adalah melewati sebuah kampus yang bernama President atau nama kerennya President University. Nah, di pinggir pintu gerbang masuk ke kawasan kampus ini seringkali dijumpai fenomena aneh yang membuat hati ini deg degan..penuh dengan tanda tanya, dan sedikit galau...ada apakah gerangan...*lebay.com Yup, di tikungan pintu keluar seringkali tampak deretan mobil yang berbaris rapi sebelum lampu merah. Kira-kira pada ngapain parkir di situ dan pada kemana ya para penumpang mobil tersebut. Fenomena apakah ini. Padahal jelas terlihat di sana rambu tanda "P" dicoret, orang yang nggak lulus ujian mendapatkan SIM pun tahu artinya apa. Trus kenapa orang-orang yang bermobil kinclong itu malah rapi berbaris di situ yak? Apakah para pengendara mobil itu belum mengikuti seleksi B3B (Bebas 3 Buta), buta cakil..buta ijo atau buta terong...*xixixi. Lagian kalo' melihat lebih ke depan lagi pas lampu merah, di situ tertulis rambu "belok kiri jalan terus", lah ini malah berhenti, bener-bener deh orang-orang ini. Pasti ada sesuwatu ni..

Untuk memenuhi rasa iseng, ikutlah saya berhenti di belakang jajaran mobil yang pada parkir. Jalan kaki sebentar, tengok kiri dan...tadaa...segerombolan orang sedang ramai mengerumuni sebuah gerobak dorong dengan tulisan "bubur ayam". Ooo..pada mau sarapan bubur ayam too.?? [caption id="attachment_172621" align="aligncenter" width="600" caption="Deretan parkir bubur ayam kampus (Doc: FA)"]

1334847061536668790[/caption]

Sebenernya tidak ada yang istimewa dengan bubur ayam kan? dengan gampang kita bisa jumpai di setiap sudut jalan di pagi hari. Tapi baru kali ini melihat fenomena yang tidak biasa terjadi. Kira-kira apa sih istimewanya bubur ayam satu ini. Keistimewaan pertama lokasinya. Bubur ayam satu ini berlokasi di dekat sebuah kampus sehingga ramai pembeli mahasiswa yang rata-rata adalah anak kost. Keistimewaan yang kedua, karena lokasi di dekat kampus, orang nyebut namanya jadi "bubur ayam kampus" atau "bubur presiden", nama yang menggelitik orang berkaitan dengan istilah "ayam kampus" dan "presiden" seolah2x pak presiden pernah beli bubur di situ *strategi marketing Yang ketiga, saya pengen donk mbuktiin kualitas buburnya. Rasanya sebenernya standard *buat lidah saya yang tak bertulang :D.  Soal porsi dan aksesoris *wuihh..kayak apa ajah*, bisa kita lihat penampilan fisiknya berikut ini. [caption id="attachment_172625" align="aligncenter" width="542" caption="Tampilas sang bubur ayam kampus (Doc: HUM)"]

1334847274210959728
[/caption]
Gimana tampilan fisik penyajiannya? Porsi yang lumayan hampir meluber dari mangkok dengan taburan potongan ayam yang lumayan buanyak dari bubur ayam yang biasanya. Sepertinya ini menjadi salah satu daya tarik orang-orang yang pagi-pagi kelaparan *termasuk saya *:nyengir Pak Yanto adalah nama tukang bubur tersebut. Bersama dengan istrinya, setiap pagi sampai menjelang siang mangkal di situ.  Meski banyak pedagang bubur lain yang mangkal tidak jauh dari situ, Pak Yanto tidak merasa tersaingi, karena secara tidak langsung dia sudah menciptakan satu strategi marketing yang beda dengan penjual bubur lainnya. Pelayanan yang sigap dan cekatan merupakan salah satu kunci sukses jualannya. Pada hari kerja, pagi hari saat orang mulai berangkat kerja dan menyempatkan mampir untuk beli bubur merupakan waktu yang cukup sempit untuk mengejar jam masuk kerja. Coba kita lihat banyaknya antrian pemesan bubur yang mengerubuti gerobak dagangannya. [caption id="attachment_172628" align="aligncenter" width="516" caption="Antrian Customer (Doc: HUM)"]

13348482121141696166
[/caption]
Penasaran pengen nyobain gimana rasanya? Datang aja ke Bubur Ayam Kampus President University. Datang pagi sebelum jam 7 biar tidak antri panjang, cuman kalo' pengen antri sambil berdesak-desakan dengan mahasiswi datanglah agak siangan, siapa tahu ketemu ayam kampus yang bangun kesiangan..*:nyengir

Salam,
HUM

Wednesday, April 18, 2012

Mengasuh Rubrik Konsultasi Anak, Emansipasi Laki-laki?

BY HUM IN No comments

13347611811412833618
Seperti biasanya di sela kesibukan kerja, sesekali "break" untuk jalan-jalan melihat-lihat pemandangan yang ada...halah...maksudnya melihat-lihat tulisan di kompasiana. Awalnya seperti biasa juga, setelah menikmati isi tulisan, meninggalkan jejak rekam dengan sedikit komentar yang kadang just say hello atau komentar ketawa ketiwi. Tapi kali ini tidak seperti "biasanya", saat membaca tulisan seorang kompasianer yang berjudul "Emansipasi Perempuan Tak Harus Kebablasan" tulisan mbak Olive, saya "terjebak" ke dalam sebuah diskusi yang cukup seru dan serius dengan beberapa teman kompasianer dan ternyata saya bisa serius juga yah... :D

Karena status saya merupakan seorang buruh yang masih mengaharap imbalan untuk bekerja dan dibatasi dengan aturan kerja, maka saya tidak bisa mengikuti adu argumen dan opini dengan "berbalsa pantun" dan tidak sempat juga membaca satu persatu komentar yang sampai detik tulisan ini ditulis tercatat ada 182 komentar. Hmm...banyak juga untuk sebuah topik bahasan yang sebenarnya klise dan sederhana "emansipasi wanita". Tulisan ini juga yang  menginspirasi saya dan sekaligus mengingatkan akan aktivitas saya dan istri sebagai seorang pekerja sekaligus kepala dan ibu rumah tangga. 

Ya..dalam kesibukan kami sebagai pekerja, kami tentunya juga harus membagi waktu untuk keluarga. Di sela kesibukan ini kami masih menyempatkan untuk terus belajar dan berbagi pengalaman seputar keluarga. Dari kecintaan kami terhadap dunia anak dan sebagai apresiasi untuk anak kami, spesial saya buat sebuah situs untuk media berbagi mengena tumbuh kembang anak, dan terciptalah situs Dunia Aretha, mengambil nama personal dari anak sulung kami si Kakak. Informasi seputar anak dan keluarga juga berbagai artikel berupa opini maupun referensi dari berbagai sumber bisa dijumpai di rubrik info anak dan artikel serta varian informasi yang lain di Dunia Aretha.

Lalu apa hubungannya dengan judul di atas yah..? Mengasuh Rubrik Konsultasi Anak, Emansipasi Laki-laki? Nah, pasti ada benang merahnya donk. Jadi ceritanya begini, setelah membuat situs Dunia Aretha tadi, kita juga buat sebuah fanpage di facebook dengan nama "Dunia Aretha - Jendela Informasi Buah Hati Kita" yang ditujukan untuk belajar sambil berbagi seputar dunia anak dan ternyata cukup banyak interaksi yang terjadi. Meski pertanyaan yang dilontarkan dan diskusi yang terjadi seputar tumbuh kembang dan kesehatan anak, kami lebih mengarah untuk memberikan pencerahan dari sisi psikologis anak dan orang tua, hal ini tentu saja sesuai dengan background istri.

Lantas kenapa jadi muncul judul "emansipasi laki-laki"? Ini sebenarnya sedikit rahasia buat dibeberkan, tapi coba saya sampaikan dengan jujur :senyum. Dari total fans, komposisinya mayoritas kaum perempuan yaitu sebesar 72 %. Nah, yang serunya sebagai admin dari page ini, saya ikut terlibat dalam diskusi seru antar ibu-ibu ini dengan berbagai pertanyaan seputar bayi dan balita serta tumbuh kembang mereka. Mungkin mereka tidak sadar bahwa selama ini saya juga ikut menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan, bahkan porsinya mungkin lebih besar dari istri saya, mengingat kesibukannya setelah sampai di rumah sebagai prioritas adalah si Kakak dan Adek. [caption id="attachment_172453" align="aligncenter" width="553" caption="Page Statistic"]

1334761271687060444
[/caption]
Dari jumlah fans mayoritas sebesar 72% adalah kaum wanita, hal ini membuktikan bahwa memang kaum perempuan lah yang punya porsi lebih besar dalam hal mengurus rumah tangga, terutama anak-anak kita. Hal ini juga yang membuat ibu-ibu tadi "terkecoh" tidak menyadari saya yang laki-laki tulen merupakan orang yang selama ini menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan mereka. Ternyata seru juga ketika saya "berpura-pura" sebagai seorang "Bunda" seperti panggilan yang sering mereka sebut. Tentunya setiap jawaban dan diskusi yang saya lontarkan tidak "asal", tetap melalui supervisi istri saya yang lebih kompeten di bidangnya, sedangkan saya mencantumkan di profile sebagai "Otodidak in Management & Psichology" *:senyum

Kembali ke diskusi masalah emansipasi, jadi mucul pertanyaan yang cukup menggelitik bagi saya. Apakah yang saya lakukan tadi yang bisa dibilang  menjadi salah satu pengasuh rubrik konsultasi anak ini sebagai bentuk dari keinginan untuk mendapatkan hak yang sama dengan istri saya atau dengan kata lain sebagai bentuk emansipasi laki-laki dalam hal pengasuhan anak? Bisa jadi demikian, tapi yang pasti saya tidak pengen "kebablasan" dengan mengambil alih porsi istri saya dalam pola pengasuhan untuk anak dan keluarga. Yang saya lakukan adalah sebagai bentuk saling melengkapi dan belajar untuk berempati terhadap aktivitas mulia seorang ibu dalam mencetak anak-anak yang berkualitas, karena saya yakin bahwa "SmartKids are created by SuperMoms and SuperDads" dan bahwa "Profession with the highest salary is being a Mother since the payment is PURE LOVE"

Salam,
HUM

Tuesday, April 17, 2012

Harap Tenang Ada UN (Media Berisik Amat Sih..!!)

BY HUM IN No comments

133465419735335083
Meski anak kami, si Kakak masih usia TK kecil dan Adek belum masuk usia sekolah, gegap gempita cerita tentang UN (Ujian Nasional) sampai juga ke telinga dan mata kami. Begitu gencarnya pemberitaan di media membahas agenda ini. Dan salah satu yang ditonjolkan adalah mengenai berbagai kecurangan yang terjadi saat UN, atau tentang murid yang stress menghadapi datangnya UN, atau tentang orang tua murid yang lebih heboh daripada anaknya dalam menyambut datangnya UN. Ya..sedikit kontradiktif memang dengan tulisan peringatan yang sering kita lihat di sekolah-sekolah: "Harap Tenang Ada Ujian Nasional".

Pemberitaan media mengenai kasus-kasus di atas secara psikologis akan berdampak terhadap para peserta ujian maupun orang tua murid. Sangat sedikit dijumpai pemberitaan yang positif mengenai perhelatan akbar anak sekolahan ini. Dengan gencarnya pemberitaan dengan issue-issue negatif, membuat sebagian siswa maupun orang tua murid jadi sedikit paranoid dalam menghadapi prosesi UN ini.

Jadi teringat kisah jaman dahulu kala sewaktu masih mengenyam bangku sekolahan. Agenda ujian, entah ujian nasional maupun ujian semesteran atau apalah istilahnya, merupakan agenda yang sangat menggembirakan dan saya tunggu-tunggu. Alasannya cukup simpel, bisa pulang cepat..*:senyum Yup...kalau hari biasa tentunya dengan materi pelajaran yang padat, pulang saat matahari bersinar terik di atas kepala. Nah, kalau pas ujian tu..satu hari biasanya cuma 2 mata pelajaran yang diujikan, jam 11 siang sudah bisa melenggang pulang, apalagi kalau mata pelajaran matematika, bisa lebih cepat lagi *ngitung kancing baju

Persiapan yang matang menjelang UN merupakan salah satu faktor penentu kesuksesan hasil UN. Meskipun buat saya tidak pernah mengenal istilah SKS (System Kebut Semalam). Banyak teman-teman dulu yang rela begadang semalaman untuk belajar materi ujian besok paginya. Saya lebih cenderung menerapkan SKSP (System Konsentrasi Saat Pelajaran). Mendengarkan dengan seksama penjelasan guru, dengan sedikit membuat catatan-catatan kecil, kemudian dibaca lagi saat bersantai. Ini teknik yang cukup efektif untuk mata pelajaran hafalan, sedangkan untuk mata pelajaran ilmu pasti, selain tetep dengan metode SKSP, ditambah lagi banyak mencoba soal-soal dengan berbagai tipe. Dengan banyak berlatih, rumus yang susah akan mudah untuk diingat karena kita juga bisa mudah menangkap logikanya. Kalo' sekarang mah udah lupa semua tu rumus aljabar..*:nyengir

Berbicara mengenai persiapan menjelang UN, satu faktor yang cukup penting adalah kesiapan mental serta fisik, menyangkut kesehatan dan stamina yang dalam hal ini sangat terpengaruh secara psikologis. Buat saya dulu, persiapan menjelang UN adalah dengan bersantai menenangkan pikiran. Salah satu aktivitas favorit saya adalah membaca-baca sekilas buku catatan pelajaran sambil mendengarkan musik dan nangkring di atas pohon jambu di depan rumah, mirip gaya sodara tua dari Ragunan yah..*:meringis Prinsipnya coba hindari aktivitas yang menyita energi dan membuat stress. Saya bahkan pernah begadang semalaman menjelang ujian, bukan karena menerapkan metode SKS, tapi asyik main game melepas stress. Hasilnya..nilai jeblok sih...*:meringis lagi

Memang setiap individu punya gaya masing-masing untuk menerima materi pelajaran dengan lebih cepat. Ada yang dengan tekun dan serius mendengarkan wejangan guru dan membuat catatan rapi untuk dipelajari kemudian, tapi ada juga tipe yang lebih bisa menerima pelajaran dalam suasana santai. Sebagai orang tua tentunya kita perlu untuk mengenal lebih dekat tipikal anak kita dalam belajar. Memaksakan satu pola pembelajaran pada anak malah akan semakin membuat si anak stress dan tambah terbebani dengan materi baru yang harus dia pahami.

Balik lagi ke pemberitaan media tentang euforia UN ini. Berbagai ulasan media yang lebih mengedepankan issue-issue negatif tadi sangat berpengaruh terhadap persiapan murid maupun orang tua murid dan juga guru dalam menghadapi UN. Perasaan was-was dari murid yang menanti keluarnya soal ujian kira-kira sama tidak dengan apa yang dipelajari semalaman atau cocok nggak dengan kunci jawaban yang dia peroleh dari sms berantai. Orang tua murid yang begitu khawatir anaknya akan mendapatkan nilai yang lebih jelek dari anak ibu tetangga saingannya, atau Bapak/Ibu guru yang tegang menanti keluarnya nilai hasil ujian anak didiknya, sehingga bahkan ada yang mencoba mendongkrak nilai anak didiknya dengan memberikan bocoran jawaban.

Sungguh ironis memang kalau melihat, mendengar atau membaca cerita-cerita tadi yang dilontarkan oleh berbagai media. Andai saja media lebih mengedepankan berita-berita positif tentang UN, yang didukung juga dengan kesigapan panitia pelaksana UN dalam mempersiapkan materi soal ujian maupun menjamin kelancaran jalannya UN, tingkat kelulusan para peserta didik pasti akan terdongkrak dengan cukup signifikan. Tips tentang persiapan menjelang UN, kisah sukses siswa-siswi yang berprestasi atau figur keteladanan Bapak/Ibu guru dalam mencetak siswa-siswi yang berprestasi merupakan berita yang positif dan pasti akan menarik jika dikemas dan disajikan oleh para wartawan senior peliput berita di berbagai media. Aura positif akan menular menjadi semangat baru bagi siwa-siswi yang sedang mempersiapkan diri menghadapi UN.

Memang tidak salah ungkapan "bad news is a good news" bagi teman-teman media. Berita yang kontroversi menjadi issue hangat yang dinanti para penikmat media. Tapi saya sangat yakin seyakin-yakinnya, kita bisa menciptakan ungkapan baru "good news is a great news".

Salam,
HUM

Monday, April 16, 2012

Catatan Mantan Pembalap Liar (Bukan Geng Motor)

BY HUM IN No comments

Awal tahun 1994, sebuah sepeda motor dengan name code F-1,  menjadi hadiah untuk menyongsong persiapan masuk ke sekolah tingkat yang lebih tinggi. Yap..saat itu, tinggal menghitung bulan, saya akan memasuki babak baru sekolah lebih tinggi, berganti dengan celana panjang abu-abu yang akan menutupi kaki yang mulai berbulu. Bore up..pasang manual kopling, kick starter lepas, muffler racing dengan oli samping memakai aditif yang beraroma wangi...wuiihh...tunggangan siap digeber di jalanan... #ngacir abis...

Gelora jiwa muda yang membuncah tak kuasa menahan euforia akan hadirnya sebuah tunggangan baru. Meski SIM belum punya karena memang umur belum mencukupi, teknik mengemudi si roda dua dengan berbagai gaya sudah fasih dicoba oleh sosok saya yang terbilang imut :). Senyum kepuasan merekah setiap kali berhasil memecahkan rekor top speed sebelumnya.

Tepat satu minggu setelah plat nomor polisi baru terpasang, satu insiden membuat dengkul kiri hampir copot dihajar bemper+lampu depan sebuah mobil yang tiba-tiba muncul dari sebuah pertigaan. Refleks sepersekian detik tidak mampu menyelamatkan kaki kiri dari benturan. Terlempar cukup hebat ke tengah aspal jalan antar propinsi Jateng - Jogja yang cukup padat dengan kendaraan besar. Refleks penyelamatan diri masih bisa mengendalikan tubuh mungil ini untuk berguling ke pinggir jalan sambil menggapai tangan ke atas menyetop arus lalu lintas. Mencoba untuk berdiri, namun ternyata kaki lumayan parah untuk bisa menopang tubuh dengan sempurna. Seorang berseragam putih abu-abu dengan sigap menggendong tubuh ini yang masih meringis menahan nyeri dan shock, masuk ke dalam mobil yang mengantar ke sebuah rumah sakit tentara. Si putih abu-abu yang masih misterius sampai sekarang, tidak mempedulikan darah yang mengotori baju putihnya. Efek yang dihasilkan, 3 bulan harus jalan dengan bantuan kruk. Sampai 2 bulan masih ditemui pecahan kaca di area benturan di lutut. *masih terasa ngilu mbayanginnya.

Kembali berteman dengan tunggangan setia setelah fase pemulihan. Kelas 3 SMA, balas dendam akhirnya terlaksana. Dengan sukses dalam kecepatan sedang di tengah gerimis pada suatu sore, mennghantam angkot yang ngetem sembarangan tepat di ujung sebuah turunan tajam. Hasilnya kaki kanan istirahat untuk menginjak bumi selama 2 bulan. Peristiwa yang cukup dramatis karena saya berhasil menembus kaca belakang angkot dan diterima dengan manis di pangkuan para penumpang. #mirip aksi Jacky Chan yang tanpa stunt man. 

Masuk kuliah, si F-1 merah membara masih setia menemani hari-hari. Tidak terhitung berapa kali jatuh bangun sepanjang jalan Jogja-Magelang bersama si merah. Obsesi jalur Jogja-Magelang, ada kendaraan yang menyalip..wajib dikejar...*konyol
Alhamdulillah meski doyan ngebut khas ABeGe mencari eksistensi dan jati diri, saat itu saya selalu taat aturan lalu lintas. Helm full face, masker, jacket, sarung tangan selalu menyertai. Pernah dipukul tongkat polisi karena "dianggap" nerobos lampu merah, helm dibanting pak polisi, untung nggak pecah. Berdebat dengan sang aparat penegak hukum dan lolos dengan argumen yang membuat pak polisi geleng-geleng, tanpa pernah mengeluarkan sekeping receh pun untuk membenarkan tindakan.

Yahh...itu semua masa lalu. Keputusan-keputusan impulsif yang kadang dibuat saat berkendara, dengan target full speed pecahkan rekor sendiri dan tentunya dengan berbagai efek yg masih membekas jelas di sekujur tubuh. Accident setelah "masa tua" ternyata sempat terjadi, jadi korban jalan seberang Giant-Veranda yang masih di dalam kawasan perumahan. Tanpa emosi meluap khas ABeGe, dengan speed max batas bawah jalan tol, dengan tunggangan si mio yg otomatis romantis, terjungkal juga di sana tanpa sadar kejadian yg menimpa, partial amnesia sampai sekarang. Untung ada dewa penolong, seorang security yang kebetulan lewat, beliau tinggal di daerah nama-nama planet. Beliau berhasil mengamankan tas berisi laptop, 3 buah hand phone, dompet beserta isi, kunci mobil yang ikut masuk di saku celana. Hanya ballpoint di saku baju yang raib, mental tidak ketahuan rimbanya. Sosok sang security bisa dibaca pada cerita tentang A Few Good Men


 13345885252133525289

Hasil  accident kali ini, tangan kiri lepas sendi dan patah, 3 kali menjalani pembedahan. Tulang pipi retak, meninggalkan sedikit scar face hasil operasi. Accident yg paling parah efeknya. Hmmm....jadi bukan urusan speed semata yang menentukan parah/tidaknya efek yang ditimbulkan, konsentrasi terhadap lingkungan, kondisi pengendara dan juga pengendara lain di sekitar kita menyumbang peranan yang cukup besar.

Saya belum pernah dan bukanlah salah satu anggota dari Geng Motor, tapi seorang mantan pembalap liar, yap..liar, karena tidak menggunakan sirkuit layaknya si Valentino Rossi atau Lorenzo untuk bisa memuaskan hasrat sembalap yang menggebu saat darah muda ini masih menggelora. Tapi saya sangat menghormati dan mematuhi aturan lalu lintas. Heran melihat orang-orang yang dengan amat sadar melakukan pelanggaran lalu lintas. Sangat sedih melihat oknum petugas yang menyalahgunakan aturan untuk kepentingan pribadi. Saat ini saya hanya bisa berharap, anak-anak muda seperti dulu saya sudah melewatinya dengan berbagai macam stempel bekas luka terukir sebagai prasasti, bisa melewati masa-masa penuh ekspresi dalam mencari jatidiri tanpa harus meninggalkan jejak rekam di tubuhnya seperti yang saya alami. Tunggangan setia saya saat ini adalah si Sexy Miami, yang menemani saat-saat santai mengisi hari libur bersama keluarga atau sesekali menemani menyusuri jalanan menuju tempat kerja.

1334588740652108421
Nova si Pinky, Sexy Miami dan Red Aggressor (Doc: HUM)

Tetap waspada dan saling mengingatkan, jangan lupa selalu diawali dengan do'a. Generasi muda harapan bangsa, pacu adrenalin melewati top speed-mu untuk menggapai cita setinggi bintang di atas sana.

Salam,
HUM

Sunday, April 15, 2012

Fermak, Vermak atau Permak?

BY HUM IN , No comments

13345078292082211978
Kira-kira siapa yang duluan masang iklan di atas ya? Apa si tukang Fermak atau si tukang Vermak? Terus kira-kira yang benar nulisnya Fermak atau Vermak ya.?

Iseng saya coba jalan-jalan tanya ke arti kata. Untuk istilah "Fermak" saya dapatkan jawaban "No entry found for this word"..nah lho.. Kemudian coba dengan kata "Vermak", yang muncul adalah "ver·mak --> permak", lho..muncul satu kata lagi ni, "Permak", yang menurut arti kata adalah 1. me·mer·mak v 1 merombak (agar dapat dimanfaatkan kembali, msl pakaian); 2mengubah dr bentuk atau keadaan asli menjadi bentuk baru; 3 ki memukuli dan menyiksa. Waduhh...jadi yang bener sebenernya yang mana ya..?

Kenal istilah EYD? Yup, EYD atau Ejaan Yang Disempurnakan. Buat Anda yang hidup di era 70-an (jadul amat yak -red) tentunya tidak asing lagi dengan istilah ini. EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) merupakan ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Seiring berjalannya waktu, perkembangan tata bahasa ini secara tidak langsung sedikit banyak tergeser oleh berbagai pengaruh gaya bahasa, entah itu pengaruh bahasa asing, bahasa daerah  maupun bahasa serapan yang lain. Bahasa Indonesia yang baik dan benar, demikian istilah yang sering dilontarkan Bapak/Ibu Guru pada murid-muridnya di sekolah. Lain di sekolah lain lagi di luar. Anak muda jaman sekarang sepertinya malah lebih fasih menggunakan bahasa "Alay" yang sangat amat sulit untuk dibaca, dicerna apalagi dipahami oleh orang-orang jadul jaman era EYD diperkenalkan. Tulisan tentang "Alay" bisa dilihat pada posting sebelumnya  Profile Picture Ente Bergaya Alay..?.

Balik lagi ke istilah "Fermak", "Vermak" atau "Permak" tadi. Saya jadi ingat pernah interview seorang karyawan untuk posisi operator mesin. Jadi tersenyum ketika membaca CV dia tentang pengalaman kerja sebelumnya. Di situ tertulis bahwa pengalaman kerja sebelumnya adalah sebagai "helfer", bingung dah maksudnya apa? Begitu pas wawancara saya tanyain tuh, "pengalaman kerja sebelumnya di perusahaan anu ini sebagai 'helfer" itu kerjaannya apa ya?" Dengan rinci dia menjelasnya pekerjaannya di perusahaan yang lama yaitu membantu operator utama yang mengoperasikan mesin. Baru saya ngeh, oo..itu yang dia maksud sebagai "helfer"..hahhaha... Usut punya usut, ternyata si anak ini orang Sunda, yang kata orang kalo' menuduh orang Sunda susah menggunakan hurup "eF" itu adalah Pitnah..hehehhe..(no sara ya..:) Jadi si anak tadi merasa harus menggunakan tulisan yang baik dan benar sehingga mengganti tulisan "helper" menjadi "helfer" *usaha yang bagus :)

Penggunaan bahasa yang membuat bingung sendiri ini seringkali kita jumpai pada tulisan yang dibuat oleh, dalam tanda petik "non formal", seperti contoh gambar di atas tukang fermak..ehh permak jeans di pinggir jalan. Tapi ternyata ada juga yang mestinya sudah "kelas" elit politik, ternyata bisa juga "keseleo" dengan tulisan yang membuat tersenyum lumayan lebar, seperti gambar spanduk di bawah. [caption id="attachment_171926" align="aligncenter" width="483" caption="Major..atau Mayor..? atau malah Minor ? :D (Doc: LSV)"]

13345093012119273541[/caption]

Gambar di atas adalah spanduk kampanye salah satu bakal calon walikota. Sepertinya sang Ibu yang di photo tidak sempat mengoreksi spanduk yang akan dipasang buat beliau, sehingga dengan gagahnya.. ehh...anggunnya photo diri beliau terpasang di banyak tempat sebagai "The Next Major".. So, who is the next Minor..:)

Salam,
HUM

Friday, April 13, 2012

Kenapa Anak Laki-laki Lebih Agresif?

BY HUM IN No comments

1334332507976730156

Di sela-sela kesibukan kerja, seringkali saya coba meluangkan waktu untuk sekedar telepon anak di rumah. Sekedar mengecek keadaan rumah, melemparkan pertanyaan klise, "Kakak, Adek hari ini maen apa?", "Sudah pada makan belom?", "Jangan lupa bobo' siang ya?" atau sekedar mendengarkan suara kecil yang dengan berapi-api menceritakan kegiatan dia seharian tadi.

Katanya tuh..."SUARA Ibu ditelepon efeknya sama dengan PELUKAN'Nah, kalau Papanya yang telepon efeknya apa ya.? "Halo" Baru satu kata pembuka yang meluncur dari mulut saya, upps...tiba-tiba sudah ada rentetan suara dari mulut lucunya si Kakak.. "Papa dari tadi Adek njambakin rambut Kakak, nggigitin Kakak juga,.." "Waduh...memang Kakak kenapa" , dengan nada sedikit kaget..padahal sudah biasa..jadi nggak kaget...:D "Nggak kenapa-napa" , kata si Kakak masih dengan suara keras dan lantang... "Hmm...mungkin Kakak dikirain makanan enak kali ya..?"saya coba godain si Kakak "Kakak marah nih.., kakak mau permen" ,hahaha...ternyata marah-marahnya..unjung-ujungnya ada maunya.. "Kakak sudah sembuh belom batuknya? kalo sudah boleh kok...tapi satu saja ya.." -----dst telepon dilanjut oleh si Adek yang ujung-ujungnya minta permen juga... 

Dari percakapan di telepon tadi,  ada yg menggelitik saya... Memang akhir-akhir ini si Adek selain ingin dimanja Kakaknya (sering minta Kakaknya duduk, dan kemudian si Adek tidur dipangkuan Kakak, yang kadang sering juga membuat Kakaknya kesakitan...). Dan kalau si Adek merasa apa yg dilakukannya sebagai pembelaan, pas pertama kali disuruh minta maaf pasti geleng (dalam hatinya mungkin berkata...kan Adek nggak salah..), meski akhirnya nantinya diakhiri dengan pelukan berdua.. 

Alhamdulillah kita dikaruniai sepasang krucil yang lucu. Si Kakak yang cewek sudah sekolah di TK kecil, sedangkan Adeknya yang cowok masih usia 2 tahun.  Hmmm...kenapa ya... anak laki-laki cenderung agresif secara fisik? sementara si Kakak tidak pernah membalas...hanya teriak-teriak..dan cerewet minta ampun ...(duhh...padalah mama-papanya kalem banged lho....:D). Memang ada beberapa faktor yang membuat seorang laki-laki "berbeda" dengan seorang perempuan dalam perilakunya. Ternyata secara alamiah  laki-laki dan perempuan mempunyai jenis hormon yang berbeda atau hormon yang sama dengan konsentrasi yang berbeda. Perbedaan hormonal ini mempengaruhi perbedaan fisik antara laki-laki dan perempuan, perbedaan kemampuan reproduksi dan perbedaan potensi mental emosional serta potensi kecerdasan tertentu yang menjadi spesifik untuk laki-laki dan perempuan (misalnya, perkembangan otak kanan perempuan menyebabkan perempuan lebih mudah dengan pekerjaan yang mengandalkan unsur ketelitian dan sulit untuk pekerjaan yang mengandalkan kemampuan memperhitungkan ruang dan tempat,  membaca peta dan memarkir mobil, juga perhitungan angka dan gambar yang cukup rumit yang berdasarkan penelitian lebih dikuasai laki-laki daripada perempuan). Laki-laki dinyatakan lebih agresif, berani mengambil resiko dan keputusan cepat, sementara perempuan cenderung berdikap lemah lembut, mudah bersimpat maupun berempati. Ini menyebabkan pekerjaan yang menuntut kemampuan untuk melihat hal secara holistik, mengambil keputusan secara cepat, mengandalkan perhitungan arah dan gambar yang rumit, membaca peta atau menyetir mobil lebih banyak dilakukan laki-laki sementara pekerjaan yang memerlukan ketelitian, ketelatenan dan kasih sayang lebih banyak dilakukan perempuan.

Secara psikologis, lingkungan dan keluarga serta budaya adat ketimuran, memposisikan wanita sebagai makhluk yang lemah lembut, anggun dan elegan. Perkembangan jaman serta kemajuan teknologi memang sedikit banyak memberikan sumbangan terhadap pergeseran tata nilai ini. Tapi faktor hormonal tetap tidak bisa dipungkiri merupakan faktor yang lebih dominan terhadap pembentukan karakter antara laki-laki dan perempuan. Kalau kita coba balik lagi ke pembekalan buat anak-anak kita, anak laki-laki yang cenderung agresif atau anak perempuan yang cenderung feminin merupakan dua potensi alamiah dari masing-masing individu, yang perlu kita lakukan adalah memberikan arahan secara positif untuk perkembangan kematangan emosional mereka. Tentu saja butuh pendekatan dan perlakuan yang berbeda untuk keduanya. Pernah baca buku John Gray “Men are from Mars, Women are from Venus” ? memang cukup tepat istilah tersebut untuk menggambarkan perbedaan yang “unik” antara sosok laki-laki dan perempuan.

Bekal moral dan agama semenjak dini merupakan salah satu pondasi yang harus kita persiapkan untuk perkembangan si Kecil. Bagi kami, saya dan istri, menjadi sahabat bagi anak-anak kita merupakan jurus ampuh untuk bisa “memahami” apa yang mereka butuhkan. Senang sekali rasanya bisa jadi orang pertama yang mendengarkan keluh kesah anak kita atau menyaksikan derai tawa ceria mereka.
Wahh...jadi tambah kangen ni sama dua krucil si Kakak sama Adek...siap beraktivitas apa lagi ya buat weekend kali ini...?

Selamat beraktivitas bersama keluarga dan buah hati Anda...happy weekend..^_^

Salam,
HUM

Wednesday, April 11, 2012

Jadi Mikir Kalau Mau Berbuat Baik

BY HUM IN , No comments

13341433051371397645
Saya sama istri kebetulan mempunyai prinsip yang sama untuk urusan satu ini, nggak usah mikir kalau pengen berbuat baik, soalnya pikiran ini sudah penuh untuk segala macam urusan tetek bengek...#kenapa mesti pakai bengek ya..? jadi nggak enak.. Tapi, sesuai judul di atas "terpaksa" terlintas pemikiran tersebut. Ceritanya berawal dari kebiasaan hemat energi yang dicanangkan pemerintah, jadinya dipakai oleh tukang listrik negara buat maen gelap-gelapan...aduh enaknya... Berhubung pas habis maghrib mati lampu, kita sekeluarga ngungsi keluar. Jalan ke salah satu supermarket yang nyebut dirinya 'raksasa"...liat makanan di foodcourt kok nggak ada yg menarik.  Akhirnya jalan ke tempat makan yang lebih asyik, Yogurt Cisangkui, ada tempat mainan buat anak dan pas banget buat ABeGe pacaran..:). Nah, pas nunggu pesanan makanan, tiba-tiba muncul seorang anak kecil nawarin jual celana jeans untuk berobat emaknya yang sakit habis terbakar tangannya, begitu ceritanya. Karena penasaran, kita sedikit interogasi si anak. Dari hasil ceritanya didapat info sbb :
Nama : Dwipangga Ayah : Ustadz Satibi (kerja jualan nasi kering di Rawa Sentul) Ibu : Sulini Tinggal : Kampung Glonggong, Lemahabang (ada yg tau di sebelah mana?)
Ngakunya sekolah eSDe kls 4, sekolah di Rawa Sentul (kok jauh ya.? Secara rumah di Lemahabang - selatan vs utara Cikarang Baru) Akhirnya kita ajak makan sekalian bareng, sambil ngajak ngobrol si anak yang lama-lama kok agak ngelantur..ketika ditanya alamat lengkap RT/RW..malah bilang RT-nya pada mati..karena dikampungnya banyak setannya..hadeeuhh...ngaco lama-lama ni anak. Kemudian kita suruh pulang karena sudah malam, kasih uang buat angkot 'n bungkusin makan buat emaknya di rumah. Jadi berpikir...kalo' emang ceritanya benar..semoga emak si anak diberi kesembuhan. Kalo' gak bener..?? bener-bener jadi mikir ni kalo' mau berbuat baik. Reportase di atas sempat kita posting di milis warga Cikarang Baru. Banyak tanggapan bermunculan mengomentari keabsahan alibi si anak jualan celananya. Ternyata ada juga yang pernah punya pengalaman serupa dengan orang yang berbeda, dan yakin positif bahwa ini adalah modus operandi penipuan. Bahkan ada yang memberikan komentar begini,
"Saya sering lihat orang yg Suka minta2 di seputaran Ruko..kalau pagi2 mereka naik angkot dari Beberapa wilayah Cikarang..Ada yg awalnya nggk Berjilbab..trus saat minta2 dipakainya jilbab itu..Yg Cowok awalnya pakai jeans Dan jaket kerenn..ŭðªã⌣ªˆћ itu Ganti pakai Koko Dan Peci Wak Haji..Kalau ketemu sama saya sering saya ledekin..dianya malah ketawa Dan bilang sorry bozzz..."
Waduhh...sudah sedemikian parahkah modus operandi dari oknum-oknum tersebut..? Kalau diperhatikan sepertinya terorganisir cukup rapi dan yang lebih menyedihkan adalah dengan "memanfaatkan" anak-anak kecil untuk tujuan ini, yang notabene belum bisa berpikir jauh apa yang dia lakukan. Secara psikologis hal ini berpengaruh yang cukup signifikan terhadap perkembangan pola pikir si anak. Padahal di luar sana saya juga yakin masih banyak orang-orang yang memang "kepepet" benar-benar membutuhkan pertolongan, bantuan, uluran tangan dari kita. Sangat ironis ketika untuk melakukan sebuah kebaikan kita harus melalui fase "curiga" dulu dan butuh untuk melakukan validasi kebenarannya. Tetap berpikir positif dan yakin bahwa di luar sana masih banyak orang-orang yang lurus hatinya (lihat postingan A Few Good Men), merupakan prinsip yang tetap saya dan istri yakini sampai saat ini, meski tetap selektif dalam menentukan "object" yang pantas menerima perbuatan baik kita.

Salam,
HUM