Thursday, October 11, 2012

Korban Prostitusi Sejatinya adalah Kaum Lelaki

BY HUM IN , , No comments

PSK adalah profesi (pic: mediaindonesia.com)
Tidak bisa dipungkiri memang bahwa prostitusi menjadi sebuah fenomena yang tidak pernah hilang dari muka bumi ini. PSK atau Pekerja Seks Komersial merupakan sebuah profesi yang cukup tua dan hadir sejak jaman nenek moyang kita. Bisnis prostitusi ini seringkali dikaitkan dengan fenomena sosial yang terjadi di negeri ini yang seringkali mengangkat masalah ekonomi sebagai alasan sang PSK menjalani profesinya dan dibumbui dengan drama sebagai korban dari bisnis esek-esek ini. Benarkah demikian? Apakah yang terjadi bukan malah sebaliknya? Coba kita simak data dan fakta yang ada di lapangan.

Bisnis prostitusi saat ini memang melibatkan secara eksplisit kaum wanita sebagai yang menjalani profesi itu, belum kita jumpai adanya lokalisasi yang berisikan kaum lelaki. Dari fakta lapangan ini memposisikan kaum wanita sebagai objek dari bisnis ini sehingga digeneralisir menjadi "korban" dari bisnis syur ini. Padahal kalau kita lihat dari sudut pandang bisnis, justru pihak penjual (dalam hal ini wanita PSK) merupakan pihak yang menangguk keuntungan dari bisnis ini. Fungsi seks sebagai rekreasi merupakan sasaran bisnis ini. Hubungan yang dilakukan oleh pria dan wanita untuk rekreasi ini tentunya dirasakan berdua baik oleh pembeli maupun penjual (wanita PSK), tapi yang harus merogoh kocek adalah si lelaki. Sungguh merupakan dobel bonus dan keuntungan buat sang PSK, dapat kesenangan dan juga imbalan materi atas jasa yang dilakukan. Sungguh tidak fair jika faktanya dua-duanya mendapatkan kesenangan yang sama tapi hanya satu pihak yang harus membayarnya. Siapa yang jadi korban dalam bisnis ini? Jawabnya adalah Kaum Lelaki.

Dalam hal ini, alasan ekonomi sebagai pendorong munculnya para PSK bisa dibilang tepat. Bukan karena ekonomi yang kurang mampu sebagai pendorongnya, tapi hukum ekonomi lah yang mendorongnya, bahwa dengan modal sekecil-kecilnya untuk mendapatkan untung yang sebesar-besarnya. Jadi faktor tuntutan ekonomi sebagai alasan di balik layar bisa dikatakan tidak relevan dalam hal ini. Masih ada fakta lain yang menunjukkan bahwa kaum lelaki yang seharusnya lebih pantas disebut sebagai korban.

Dari sudut pandang kesehatan, wanita PSK merupakan pembawa (carrier) berbagai penyakit kelamin seperti HIV AIDS dan sebangsanya. Dengan profesi yang dilakukan artinya secara langsung bersentuhan dengan sekian banyak pelanggan dan hal ini tentunya merupakan pemicu berbagai penyakit tadi. Siapa yang potensial menjadi korbannya? Tentu saja Kaum Lelaki sebagai pelanggannya.

Fakta berikutnya juga menunjukkan Kaum Lelaki sebagai korbannya. Bisnis prostitusi ini sampai saat ini merupakan bisnis ilegal di tanah air ini. Artinya tentu saja dilakukan secara sembunyi-sembunyi walaupun sebenarnya mudah sekali kita jumpai tanpa perlu buka mata buka telinga lebar-lebar. Dengan masih tingginya norma budaya timur bangsa ini, kaum lelaki sebagai pelanggan tentunya tidak akan secara terbuka dalam bertransaksi. Resiko terjaring razia dari aparat menjadi ancaman tersendiri bagi kaum lelaki. Siapa kira-kira yang lebih dirugikan jika terjadi razia dan tertangkap basah. Kaum lelaki sebagai pelanggan merupakan pihak yang jadi korban, nama baik akan tercemar, efek yang besar terhadap kredibilitasnya di lingkungannya. Sedangkan sang PSK, mengingat profesinya dipandang sebagai profesi yang tidak baik jadi nothing to lose kan?

Himbauan buat para wanita PSK, tidak perlu mendramatisir sebagai korban dari profesi ini. Alasan ekonomi tidak cukup kuat sebagai alasan utama yang digeneralisir. Masih banyak wanita, ibu-ibu, janda-janda miskin yang tetap berpegang pada prinsip kehormatan meski harus banting-tulang peras keringat untuk menopang ekonomi keluarga, bukan basah berkeringat dengan nafas tersengal penuh nafsu membara. *agen kompor gas

Buat kaum lelaki, ingat..Anda lah korban dari bisnis ini. Sudah saatnya berteriak untuk menyuarakan diri sebagai korban. Resiko tercemar nama baik, terjangkit penyakit mematikan dan harus mengeluarkan rupiah untuk memberikan kesenangan yang sama buat wanita PSK. Jauhkan diri dari dunia kenikmatan sesaat ini karena kerugian yang akan didapat.

Mungkin pemerintah perlu memberikan subsidi sebagai kompensasi dari seorang korban. Sebagai win-win solution yang cukup realistis sebenarnya apabila bisnis ini tannpa harus mengeluarkan uang sepeser pun alias GRATIS :D


Salam,
HUM

Tuesday, August 14, 2012

Berani Poligami, Cermin Lelaki Sejati

BY HUM IN , , No comments

Poligami, laki-laki sejati (pic: zamrudhijau.blogspot.com)
Sebagai laki-laki saya menyatakan dukungan untuk Poligami. Tapi untuk mewujudkannya saya harus berpikir 1000 kali. Poligami merupakan hal yang mudah dibicarakan untuk menyulut kontroversi, tapi bukan merupakan perkara yang mudah untuk dipahami dan dijalani. Hanya lelaki sejati yang bisa dan berani menjalani Poligami.

Poligami sama sekali tidak sama atau disamakan dengan selingkuh. Selingkuh atau zina mudah sekali dilakukan, kapan saja di mana saja dengan siapa saja. Begitu membuka layar dan berselancar di dunia maya, potensi zina ada di sana. Bermodalkan gadget baru untuk chatting, potensi selingkuh bisa datang kapan saja. Jalan keluar rumah, prostitusi terbuka maupun terselubung sudah di depan hidung. Sedangkan Poligami, butuh berbagai macam pemikiran dan pertimbangan jeli untuk melakoninya.

Kenapa pelaku Poligami saya katakan lelaki sejati? Pertama, secara fisik diperlukan tubuh yang sehat dan penuh vitalitas untuk mampu ber-Poligami. Point ini sengaja saya angkat pertama mengingat pandangan orang terhadap poligami terkonotasi ke arah kebutuhan biologis. Dan memang tidak bisa dipungkiri bahwa seorang lelaki yang berani memproklamirkan untuk Poligami tentunya punya modal ini. Dan tentunya tidak banyak lelaki yang bisa mewujudkannya, terbukti dengan maraknya iklan dari anak cucunya mak Erot maupun berbagai macam obat kuat lelaki angkat istri. *:senyum

Kedua, seorang lelaki yang berani Poligami tentunya sudah siap secara lahiriah untuk menjalaninya. Setelah siap dengan memenuhi kebutuhan batiniah para istri, tentunya siap memenuhi kebutuhan materi. Hidup dengan istri lebih artinya punya cadangan lebih tanpa mengorbankan kondisi yang ada saat ini. Tentunya siap juga untuk menjamin kehidupan termasuk keturunan yang dihasilkan dari hasil Poligami tadi.

Ketiga dari sisi spiritual, ketika memutuskan untuk Poligami, tentunya sudah dengan pertimbangan yang matang dan mempelajari semua ketentuan tentang Poligami dengan berbagai macam aturan dan persyaratan serta konsekuensinya. Paham betul tujuan dan manfaat yang didapat ketika memutuskan untuk menjalani Poligami ini.

Yang keempat, seorang suami yang berani meminta restu sang istri untuk poligami tentunya sudah siap secara mental. Secara realita, setiap wanita tentunya tidak ingin untuk dimadu, dan ini merupakan tantangan besar buat suami secara mental untuk bisa minta restu sang istri dan meyakinkan bahwa Poligami tadi bertujuan yang lebih bermanfaat. Jadi bila ada laki-laki yang selingkuh atau nambah istri dengan mengatasnamakan Poligami, itu adalah pengecut sejati. *:nyengir So...say YES or No to Poligami..?!

Salam,
HUM

Sunday, June 10, 2012

Astra Green Lifestyle : Ayo Kita “Selingkuh”..!

BY HUM IN No comments


1339259734551549981
Bumi dalam sarang (pic: beritalingkungan.net)
Ayo Kita “Selingkuh”..!
Sebuah tulisan tertera dalam Green Sign Commitment pada acara Astra Green Lifestyle hari minggu pagi ini. Lho kok Astra mengajak kita untuk selingkuh?

Sebelum dapat komplen keras terus dipecat sama Boss-nya Astra, saya luruskan dulu deh judul di atas. Yup..dalam rangka memperingati hari lingkungan hidup seduni dan HUT Astra ke-55, akhir pekan ini (9 - 10 Juni 2012 ) di Kawasan Plaza Timur Monas diselenggarakan event Astra Green Lifestyle. Astra Green Lifestyle mengajak masyarakat untuk belajar lebih mengenal lingkungan dan berbagai tips seputar pengelolaannya, melakukan dan mengaplikasikan pengetahuan tersebut pada kehidupan sehari-hari. Diharapkan, kegiatan tersebut dapat memberi contoh dan mengajarkan kepada lingkungan sekitar untuk senantiasa menjaga kelestarian lingkungan. Lha terus apa hubungannya dengan selingkuh? Ayo Kita “Selingkuh”..!!SELamatkan LINGKUngan Hidup..!! cocok kan? jadi jangan berpikiran negatif dulu yah..*:senyum.
1339336000122715647
Green Sign Commitment : Ayo SELINGKUH..! (Doc: HUM)
Nah, dalam rangka ikut memeriahkan event ini, saya ‘n friends ikutan dalam salah satu agendanya, yaitu funbike, dengan rute Monas - Senayan - Monas melalui jalan Sudirman yang setiap hari kerja pamer paha dan penis (padat merayap tanpa harapan dan pengen nangis - red). Hari minggu pagi sepanjang jalan ini ditutup untuk kendaraan bermotor (Car Free Day) jadi para goweser dan pejalan kaki bisa santai menikmati jalanan luas tanpa terganggu kemacetan dan asap polusi kendaraan.
13393363182028295221
Santai menikmati jalanan ibukota (Doc: HUM)
Karena event funbike kali ini lumayan jauh dari tempat tinggal kita yang di kampung pinggiran ibukota, maka event kali ini merupakan gowes “di” bukan “ke” Monas. Kereta angin tunggangan pagi-pagi sudah naik ke truk diangkut duluan ke lokasi. Para penunggangnya masih menyempatkan diri sarapan sambil nunggu team komplit. Karena jalan tidak barang ini lah yang membuat sedikit  ribet pas sampai lokasi. Kondisi cukup crowded dengan banyaknya orang dengan berbagai agenda di lokasi acara. Muter-muter mencari tempat parkiran yang sudah padat dan ternyata harus muter lagi karena tempat unloading sepeda ada di parkir sisi lain.
13393365751753569536
Narsis sejenak (Doc: HUM)
Akhirnya dengan penuh perjuangan, rombongan dapat juga lokasi parkir di dekatunloading sepeda. Langsung injak pedal ke lokasi start…dan..tada… area start dah kosong melompong.. waduhh…sudah ketinggalan kereta ni..*:nyengir. Tapi ternyata kita tidak sendirian, karena ada beberapa goweser yang masih mengerumuni meja registrasi panitia, ambil snack dan masukin kupon doorprize, siapa tahu beruntung dapet Nissan Juke *ngayal.com.
1339336769331377500
Meja registrasi (Doc: HUM)
Tidak menunggu lama, langsung injak pedal mengejar rombongan yang sudah di depan. Untungnya karena ini memang event funbike, jadi peserta gowes dengan santai sehingga kita bisa langsung mengejar peserta di depan. Tua muda, laki perempuan,  anak-anak sampai orang tua ikut serta dalam event santai ini. Beragam juga sepeda yang menjadi tunggangan para peserta, mulai dari mountain bike yang paling banyak dijumpai sampai sepeda on road dan sepeda lipat. Banyak juga fixieyang berseliweran dengan warna warni mencolok khas anak muda. Tidak ketinggalan juga peserta “unik” dengan dandanan sepeda “aneh” mereka turut meramaikan suasana pagi yang cerah berawan tersebut. Suasana pagi tadi memang lumayan mendukung, matahari cukup bersahabat dan udara cukup nyaman terhirup masuk ke paru-paru, seakan bukan sedang melewati jalanan utama ibukota yang biasanya padat dan sarat dengan polusi.
13393375711413712039
Unik & Menarik (Doc: HUM)
Dengan rute yang relatif pendek dan full on road, jam 9 kurang sudah kembali lagi ke titik start. Bersantai sejenak sambil menikmati snack dan minuman ringan sambil melihat berbagai booth pameran dari beberapa perusahaan Astra. Selain funbike, event kali ini mengusung berbagai macam agenda yang berkaitan dengan lingkungan hidup yaitu Green Action berupa pembuatan 550 biopori. Selain itu, ada juga acara yang disebut Green Alarm yaitu kegiatan pengumpulan dan pemilahan sampah di sekitar Monas setelah itu akan dikumpulkan ke Bank Sampah untuk penimbangan dan akan dihancurkan menggunakan mesin pencacah sampah. Di Green Alarm ini para pengunjung yang berhasil mengumpulkan sampah terbanyak akan mendapatkan berbagai hadiah menarik.

Uji Emisi Gratis juga ada di sini yang merupakan wujud kepedulian Astra untuk mendukung program pemerintah dalam mengukur emisi gas buang kendaraan bermotor. Ada juga Green Talk, disini para pengunjung akan mendapatkan pengetahuan tentang mengenal alam dan bersahabat dengan lingkungan serta hidup sehat dari berbagai narasumber, diantaranya Dik Doank yang mengusung konsep sekolah alam Kandang Jurank, Melly Manuhutu tentang pola hidup sehat dengan makanan organik dan Amilia Agustin yang dikenal sebagai Ratu Sampah akan berbagi tentang pengelolaan sampah menjadi kompos.

Masih ada lagi Green Exhibition dan Education, para pengunjung dapat melihat pameran CSR lingkungan dari Grup Astra dan beberapa komunitas lingkungan yang juga akan menampilkan aksi kepedulian terhadap lingkungan dan mengenalkan gaya hidup ramah lingkungan.

Event-event peduli lingkungan semacam ini memang perlu untuk terus digalakkan dan tentunya perlu untuk dilanjutkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena kalau hanya dengan event seperti ini saja, pembuatan 550 biopori maupun pembersihan sampah seppanjang Thamrin - sudirman tidak ada gunanya jika warga jakarta masih tetap membuang sampah seenaknya atau jika dibandingkan dengan jumlah pohon yang ditebang setiap harinya melalui pembalakan liar oleh oknum-oknum yang tidak bertang gungjawab.
13393378981429989773
Hijaukan sepeda kita yukk..! (Doc: HUM)
So, kapan lagi kita berbenah untuk negeri ini, awali sekarang dan mulai dari diri kita. Kemudian carilah orang lain untuk kita ajak selingkuh..upppss…SELamatkanLINGKUngan Hidup ya..!!? :)

Salam Gowes,

It's All About Bicycle

Sunday, May 13, 2012

Jalanku Bukan Untukmu, Berbagi Bukan Saling Serobot

BY HUM IN , No comments




13369133981161377131
Pedagang kaki lima di jalur sepeda (Doc: HUM)

Gowes minggu ini "terpaksa" diwarnai dengan aksi "pembubaran" pedagang kaki lima di pinggir jalan. Setelah blusukan masuk perkampungan sekitar, rute pendek kali ini dilanjutkan menyusuri bike road di kompleks perumahan menuju pulang kembali ke titik nol. Seperti terlihat di atas, gambar diambil pada rute bike zonedi area depan sebuah kampus di titik 2 km sebelum masuk rumah. Sempat ambil gambar kemudian berhenti sejenak ngobrol melakukan mediasi dengan para pedagang dengan hasil  mereka bergeser posisi sekian derajat dari titik awal tidak mengambil jalur sepeda.

Di perumahan tempat kami tinggal memang sudah disediakan jalur khusus untuk goweser di pinggir jalan utama. Hal ini tentunya merupakan bentuk apresiasi pengembang terhadap para goweser yang mulai cukup banyak terlihat eksistensinya. Mulai dari sekedar olahraga bareng keluarga maupun aktivitas bike to work di pagi maupun petang ketika pulang kerja. Pembuatan jalur khusus sepeda ini sangat bermanfaat tentunya bagi para pengguna kereta angin tersebut. Tapi yang sedikit disayangkan adalah di beberapa titik, hak pengguna sepeda telah "diserobot" dengan aktivitas yang lain, salah satunya seperti gambar di atas. 

Satu titik lain tepatnya di depan sebuah supermarket "raksasa", goweser juga harus menjumpai bike roadyang diambil sebagai tempat mangkal ojeg menanti penumpang sehabis belanja. Yang sering dijumpai juga adalah pengguna kendaraan bermotor yang "mengambil hak" goweser dengan melewati jalur sepeda tersebut, bahkan seringkali yang terjadi adalah dengan melawan arus. Beberapa kali sengaja saya adu banteng tunggangan dengan biker yang melawan arus dan meyerobot jalur sepeda. Sengaja pitstop dengan posisi melintang dan mengingatkan pengguna kendaraan bermotor tadi untuk menggunakan jalur yang semestinya. Hasilnya adalah senyum kecut dari bikers yang saya "hadang" tadi. Jadi sebenarnya mereka sadar bahwa tindakan yang dilakukan tadi tidak benar. 
13369134892079284904
Pangkalan ojeg di jalur sepeda (Doc: HUM)

Budaya saling serobot ini sudah biasa dan jamak di negeri ini. Mungkin budaya kekeluargaan dan saling berbagi di negeri yang terkenal ramah tamah penduduknya ini sedikit terpeleset disalahartikan menjadi saling mengambil hak orang lain. Lihat saja banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan di sepanjang trotoar yang sebenarnya merupakan hak bagi para pejalan kaki. Parkir liar dengan mengambil sebagian badan jalan juga dengan mudah bisa kita temui di jalanan ibukota. Peran pemerintah dengan regulasi dalam berlalu lintas memang menjadi salah satu kunci untuk pengaturan pembagian "hak" ini. Di sisi lain, tugas kita sebagai warga negara yang mempunyai hak terhadap penggunaan jalan-jalan tadi sesuai fungsinya juga mempunyai peranan untuk pelaksanaan regulasi tadi. Dengan menggunakan jalur jalan sebagaimana fungsinya dan juga saling mengingatkan sesama pengguna yang lain untuk menghormati hak pengguna yang semestinya.

Kesadaran akan hak orang lain kadang sedikit terlupakan dengan dalih "sudah biasa" atau "terpaksa" dan kadang kala kita harus siap untuk memberikan theraphy dalam rangka menyadarkan orang lain. Aksi lawan arus atau menyerobot jalur sepeda tadi kebanyakan dilakukan oleh tukang ojeg, yang boleh dibilang mungkin lebih susah untuk disadarkan dibanding pengguna yang punya tingkat intelektual di atas mereka. Beberapa tukang ojeg yang pernah saya "hadang" tetap melanjutkan kendaraannya melawan arah meski senyum kecut dan tidak jarang malah mengumpat kesal. Sedikit lain dengan pengguna non ojeg yang tersenyum kecut dan "terpaksa" balik arah sesuai anjuran goweser yang menghadangnya *:senyum.

Memang dibutuhkan pendekatan yang berbeda untuk beragam tipikal pengguna jalan dan tingkat pemahaman serta kesadarannya. Kadang ironis juga ketika mendengar atau membaca berita pejabat dengan mobil dinasnya menyebot ke jalur busway. Semestinya dengan tingkat intelektualitas mereka, kesadaran akan hak pemakai jalan yang sebenarnya sudah tidak perlu diragukan lagi. Artinya memang beliau dengan sadar dan sengaja melakukannya, entah dengan pertimbangan apa.

Jika setiap pengguna jalan sadar akan haknya dan hak orang lain, tentunya akan tercipta sebuah budaya yang tertib dan teratur di negeri ini. Fungsi  kontrol dengan punishment yang dilakukan aparat kepolisian lalu lintas mejadi faktor yang penting untuk membangun budaya ini. Kita sebagai salah satu pengguna jalan juga memegang peran yang tidak kalah pentingnya. Taat terhadap aturan yang diberlakukan dan saling mengingatkan merupakan kunci terciptanya iklim saling menghormati hak pengguna yang lain. Saya melakukan hal kecil dengan cara seperti di atas, bagaimana dengan Anda?

Salam Gowes,
It's All About Bicycle




Saturday, May 12, 2012

Bersepeda Meningkatkan Gairah Seks Anda (?)

BY HUM IN , , , No comments



Sebagai penikmat bersepeda, saya menikmati kegiatan bersepeda ini sebagai sarana silaturahmi sekaligus media mencari keringat dan tentunya jalan-jalan ke tempat-tempat yang tidak jarang bisa terjangkau dengan kendaraan bermotor, seperti gang sempit maupun jalanan antah berantah *:senyum.

Kenapa bisa jadi media untuk ajang silaturahmi? Yup..dalam aktivitas bersepeda kita bisa lakukan secara individu maupun berkelompok dengan sesama goweser. Nah, judul di atas ini seringkali menjadi topik hangat di komunitas penggila sepeda di lingkungan saya yang menyebut dirinya CBC. Yup..saya sebut penggila karena sudah melewati fase penikmat seperti saya *:senyum. Bersepeda berangkat habis subuh pulang selepas maghrib ke tempat antah berantah tanpa sinyal kehidupan dengan perut keroncongan yang terpaksa diganjal dengan dedaunan sepanjang jalan merupakan salah satu dari sekian banyak kisah perjalanannya. Atau gowes malam hari (NR) sampai jam 1 malam hanya sekedar menikmati nasi uduk semur jengkol yang fenomenal di salah satu sudut kampung bisa jadi agenda mendadak yang disambut antusiasmember-nya.
13368383121229592727
NR Pit Stop dulu, menikmati semur jengkol (Doc: HUM)
Salah satu yang menjadi jargon yang selalu digaungkan oleh team member di milist maupun group jejaring sosial adalah khasiat dari bersepeda tadi. Salah satu testimoni yang cukup meyakinkan (meski bisa jadi hoax:D) kerap kali dilontarkan bahwa semenjak senang bersepeda tambah disayang istrinya *:senyum, bahkan telah terjadi peningkatan performa di atas ranjang sebesar 700% (7 kali ngangkat ranjang kalee..*:nyengir). Nah, bicara mengenai hubungan bersepeda dengan gairah hubungan suami istri ini coba saya bahas dari dua pendekatan.

Kesehatan dan Kebugaran Tubuh
Dari sisi kesehatan, bersepeda merupakan salah satu olahraga yang membutuhkan energi yang cukup banyak untuk dikeluarkan. Kekuatan otot terutama kaki menjadi salah satu area yang teruji endurannce-nya ketika sedang bersepeda, selain juga diperlukan pengaturan napas biar tidak jadi Senin Kamis, kembang kempis kehabisan oksigen *:senyum. Dengan bersepeda yang teratur dan tidak berlebihan maka akan terjaga kebugaran tubuh kita dan tentunya stamina akan selalu prima.

Bagi saya yang masih belum bisa pindah kuadran berkecimpung dengan pekerjaan yang menanti ketika mentari mulai tersenyum malu keluar dari peraduannya sampai dengan bulan muncul  memperlihatkan pipinya yang merah merona, susah sekali untuk bisa meluangkan waktu berolahraga. Nah, untuk menjawab kebutuhan akan stamina yang prima meski diforsir dengan rutinitas pekerjaan, bersepeda merupakan salah satu pilihan yang cukup reasonable. Bersepeda setiap week end maupun bike to work (B2W) merupakan rutinitas yang fun dan mengasyikkan, sekaligus menjadi media mandi keringat untuk menjaga stamina dan meningkatkan performa di atas ranjang *:senyum.

Kalau dilihat dari kacamata ini, bersepeda maupun olahraga yang lain memang menjadi faktor yang mendukung peningkatan performa ranjang suami istri, tentunya dalam konteks yang tidak dilakukan secara berlebihan, hasil olahraga ini akan membuat tubuh segar dan tidak mudah loyo. Jadi kalau Anda ingin performa meningkat 700% dan bukan hoax, silahkan coba bersepeda atau olahraga yang lain untuk melatih fisik dan menjaga stamina tetap prima.

Faktor Psikologis
Sebagai penikmat bersepeda apalagi yang sudah masuk level penggila atau maniak, spirit bersepeda ini akan memberikan dampak positif terhadap apapun yang menjadi obsesinya. Dengan keyakinan penuh bahwa olahraga ini mampu meningkatkan performa 700% tadi, secara tidak langung akan memberikan sugesti ke alam bawah sadar kita, sehingga alam bawah perut akan sadar diri mengikuti keinginan si empunya*:nyengir.

Faktor psikologis ini merupakan salah satu penentu terhadap aktivitas fisik yang dikendalikan oleh otak kita. Dalam dunia medis kita mengenal adanya eksperimen yang melibatkan beberapa orang sebagai kelinci percobaan. Eksperimen dilakukan dengan memberikan kapsul obat kuat ke sebagian orang dan kapsul kosong (placebo) kepada sebagian yang lain tanpa mereka tahu isinya. Hasilnya ternyata pemakai placebotadi mengatakan mengalami peningkatan performa ranjangnya, padahal sebenarnya kapsul yang dia makan tidak mengandung obat kuat tadi. Jadi secara psikologis, mereka tersugesti merasa sudah dibekali "senjata ampuh" sehingga meningkatkan percaya dirinya.

Untuk urusan ranjang memang ada berbagai macam media yang sering kita dengar untuk meningkatkan performa dan tahan lama, mulai dari pengobatan tradisional seperti pijat urut Mak Erot yang sangat fenomenal sampai berbagai obat mulai dari pil biru sampai pil unyu-unyu *:nyengir. Ada seorang teman yang pernah coba konsumsi salah satu obat-obatan penambah stamina tadi. Efeknya memang luar biasa, sang tugu monas tetap tegak berdiri tidak menunduk sekalipun lewat atasan yang sangat dihormati*:senyum. Cuma ternyata ada efek lainnya adalah "kelamaan" sehingga jadi frustasi apalagi melihat pasangan sampai sudah tertidur pulas kecapekan *:nyengir.

Jadi sebenarnya, untuk Anda yang normal, dalam artian tidak menderita suatu penyakit yang berdampak pada penurunan fungsi seksual, cukup dengan berolahraga teratur akan memberikan dampak positif terhadap aktivitas "olahraga malam" Anda dan salah satu bentuk olahraga yang menjadi pilihan saya adalah bersepeda...

So, gowes yukkk...dan rasakan manfaatnya. Tapi jangan lupa siap-siap beli earplug buat tetangga Anda, jangan sampai bunyi ranjang yang setara gempa 6.9 skala richter membuat orang sekampung terbangun*:nyengir lagi.

Salam Gowes,

It's All About Bicycle



Monday, May 7, 2012

Tidak Bisa Bertanya, Sesat di Taiwan

BY HUM IN No comments

13364024971209655953

Ungkapan malu bertanya sesat di jalan sepertinya sudah mulai ditinggalkan di jaman modern ini. Papan penujuk jalan sudah banyak kita temui di mana-mana. Sedikit lebih masuk ke teknologi dengan mudah kita bisa menggunakan GPS yang sudah banyak build in di gadget yang kita punya sebagai petunjuk jalan, atau tinggal tanya saja ke mBah Gugel..gitu aja kok repot *:senyum.

Tersesat di sebuah padang pasir atau hutan rimba di pedalaman yang tidak ada sedikit pun petunjuk arah maupun sinyal radio mungkin hal yang seru untuk diceritakan dengan ending kisah yang heroik, tapi tersesat di dalam keramaian sebuah kota modern mungkin lebih tepat sebagai kisah konyol dengan ending tertawaan teman yang tidak ikut menyaksikan kegalauan sang korban ketika tersesat dan tidak tahu arah.

Jadi kisahnya ketika jalan-jalan gratis ke Taiwan dalam rangka kunjungan kenegaraan..(halah..*:nyengir) beberapa waktu yang lalu. Sekitar jam 8 malam waktu setempat, check in di sebuah hotel di kota Jong Li (bener nggak nulisnya?). Kebetulan hotel tempat menginap berada di area pertokoan yang lumayan ramai. Mengurungkan niat untuk mandi, langsung jalan cari menu makan malam. Jalanan lumayan ramai dengan banyak orang lalu lalang dan lampu pertokoan warna warni yang menyilaukan. Jam 9 malam lewat sedikit kembali ke hotel untuk mandi dan istirahat siap besok musti bangun pagi. Partner kerja ternyata menyimpan keinginan lain, dasar orang udik, ternyata melihat keramaian dan gemerlapnya lampu malam yang diiringi cewek-cewek dengan pakaian belum jadi (baca: mini) yang berseliweran tanpa takut masuk angin, memicu rasa ingin tahu lebih untuk menikmati lebih lagi suasana malam itu.

Jam 12 malam lewat partner kerja baru balik lagi ke hotel, bukan dengan wajah ceria setelah menikmati suasana malam tapi terlihat pucat pasi meski terlihat sedikit senyum lega terpancar dari wajahnya yang kusut. Terpaksa tidak bisa menahan tawa di atas penderitaan teman ketika dia bercerita bahwa tersesat lebih dari dua jam keliling kota jalan kaki...hahhaha...uppss..

Jadi ceritanya si teman ini cukup pede untuk jalan-jalan sendirian melihat-lihat pemandangan yang ada, meski baru pertama kali menginjakkan kaki di tempat itu dengan pertimbangan meski sudah malam tapi suasana masih cukup ramai. Dia berkeliling menyusuri pertokoan dengan berbagai macam jualan. Cukup jauh berkeliling menyusuri trotoar dengan hawa dingin sedikit menusuk meski sudah mengenakan jaket tebal, suhu luar saat itu di kisaran 15 derajat celcius, lumayan dingin dibanding suhu dingin di tanah air.

Setelah jalan-jalan dirasa cukup dan jarum jam sudah menunjukkan jam 10 malam lewat, dia memutuskan kembali ke hotel untuk beristirahat. Dan saat itu lah bencana dimulai. Pusat perbelanjaan dan pertokoan dengan lampu warna-warni di sepanjang jalan perlahan-lahan mulai tutup satu persatu. Mulailah rasa panik melanda, mengingat beberapa titik yang diingat adalah pertokoan tadi. Setelah toko pada tutup, tidak terlihat lagi jenis jualan yang dijajakan, yang terlihat hanyalah deretan pertokoan dengan tulisan kanji yang sama sekali tidak dimengerti di bawah temaramnya lampu kota di pinggir jalan. Memang jarang sekali huruf latin yang terlihat di sepanjang jalan dan pertokoan. Gelap sudah titik-titik sebagai penanda jalan pulang.

Cukup lama berputar-putar di sepanjang jalan dengan begitu banyak persimpangan dan deretan pertokoan yang hampir sama. Perasaan cuma bolak-balik saja di titik yang sama. Coba bertanya pada orang, ternyata susah sekali menemukan orang yang bisa bahasa Inggris, sedangkan bahasa Taiwan sama sekali nol besar. Bertanya ke Pinang Lady yang masih tersisa, malah jadi nggak konsen, tambah lupa jalan pulang *:nyengir. Mau coba telpon hotel ternyata tidak punya sedikitpun informasi hotel yang tercatat di hand phone maupun isi kepala. Coba menghubungi hand phone teman seperjalan, tidak aktif (maklum roaming, jadi hand phone off, ya maap *:nyengir).

Lumayan pustus asa sampai akhirnya duduk terdiam sendirian merenungi nasib tersesat di negeri orang. Bahkan katanya sempat terpikir bakalan merasakan jadi gelandangan di negeri orang dengan tidur di emperan, sungguh mengenaskan sekaligus susah untuk menahan tawa mendengar cerita penderitaan kawan satu ini. Klop sudah, membaca tulisan honocoroko-nya orang sono nggak ngerti, ngomong bahasa bule pada nggak ada yang bisa, bahkan sudah tidak malu-malu lagi untuk bertanya dengan bahasa Tarzan sampai capek nyari gaya yang mudah untuk dimengerti.

Coba untuk mencari ide dan mengingat-ingat lokasi yang cukup mudah untuk dikenali dan ditanyakan. Akhirnya dia teringat akan sebuah lokasi yang tidak jauh dari hotel tempat menginap, ya...sebuah setasiun kereta di bawah pertokoan. Dengan semangat baru akhirnya coba bertanya sekali lagi pada orang yang lewat, tentunya masih dengan bahasa Tarzan yang kali ini lebih serius peragaannya.

Naik kereta api..tut..tut..tut..siapa hendak turut..ke Bandung..Surabaya... dengan cerianya mendendangkan lagu anaknya ketika  setasiun kereta api berhasil ditemukan dan akhirnya bisa kembali ke hotel dengan selamat meski penuh perjuangan dan berdarah-darah (*lebay.com), untungnya tidak ditangkap polisi dikira TKI ilegal lagi *:senyum. 

13364042872133088618

Meski bukan saya sendiri yang mengalami kejadian tadi, saya bisa membayangkan bagaimana paniknya kawan saya saat kejadian. Ternyata meski tidak malu untuk bertanya, kita tetap  bisa tersesat juga kalau tidak bisa bertanya dan tidak bisa membaca meski lokasi jauh dari padang pasir atau hutan rimba belantara. Ternyata juga, bahasa Tarzan lebih manjur diterapkan di tengah kota modern ketimbang bahasa bule yah..*:senyum.

Salam,
HUM

Wednesday, May 2, 2012

Asisten Rumah Tangga Kami Seorang Sarjana

BY HUM IN , No comments

Keinginan untuk belajar memang tidak mengenal usia dan strata sosial. Setiap orang berhak dan berkesempatan untuk menikmati pendidikan di negeri ini, tentunya dengan kemauan dan kemampuan. Kemampuan? Realita yang kita hadapi, pendidikan merupakan sesuatu yang tidak bisa kita tebus dengan harga murah sekarang ini. Tapi yakinlah bahwa jika ada kemauan, kita pasti mampu untuk mewujudkannya. Kemauan? Yup..ini yang akan coba saya ceritakan kisahnya berikut ini. 

[caption id="attachment_174997" align="aligncenter" width="580" caption="Asisten Rumah Tangga kami mengantar duo krucil berangkat mengaji (Doc: HUM)"]

1335958222477944644[/caption]
Bagi keluarga pekerja seperti kami, yang masih harus berangkat pagi pulang malam demi sepiring iwak peyek sego jagung *:senyum, kebutuhan akan asisten rumah tangga merupakan hal yang wajib, apalagi keberadaan dua orang krucil di rumah kami. Dalam perjalanan waktu kami sudah melewati pergantian asisten rumah tangga beberapa kali. Asisten yang pertama bertahan kurang lebih dua tahun, pulang ketika lebaran tiba dan tidak mau balik lagi. Akhirnya kita ganti dengan asisten yang kedua yang dapat dari kampung saat pulang mudik sebagai pengganti, bertahan hampir satu tahun. Nah, pas turn over yang ketiga, kami mulai sedikit mengalami kesulitan untuk mencari orang yang pas, beberapa kali interview selalu tidak deal. Bukan karena kami menolak sang calon asisten, tapi mereka yang mundur ketika dikasih tahu tanggung jawab kerjaannya, yang memberatkan adalah ketika tahu ada dua krucil di dalamnya, "paling susah ngurus anak kecil" kata mereka. Last minute sebelum kami pasrah karena besok pagi sudah harus bertolak lagi untuk pulang, sorenya kita dapat informasi ada yang bersedia. Akhirnya tanpa banyak pertimbangan langsung kita boyong sang asisten malam itu juga pamitan kepada kedua orang tuanya.

Ternyata ini awal dari rentetan gonta-gantinya asisten rumah tangga di rumah kami. Belum genap seminggu asisten baru tersebut di rumah, tiba-tiba dia menangis minta pulang, waduhh.... Ketika kami tanya, "kenapa? tidak betah atau ada masalah apa?". Ternyata jawabannya sedikit membuat kami tersenyum, "Saya ditelpon orang rumah, ada tetangga yang bekerja jadi tentara di Papua pulang dan melamar saya". *Waduhhh... Terpaksa kami relakan sang asisten untuk pulang meski katanya sebenarnya dia belum mau menikah dulu. Cukup kelimpungan juga setelah itu, coba untuk kontak sanak keluarga dan teman untuk mencari informasi asisten buat kami, untung di rumah ada Bulik, cuman pasti sangat kerepotan menghadapi dua krucil yang sedang aktif-aktifnya berekspresi.

Cukup lama vakum tanpa asisten di rumah, sampai akhirnya istri punya ide memasang pengumuman yang ditempel di pagar rumah. Ternyata cukup efektif, mengingat rumah kami ada di jalan utama masuk perumahan. Mulai datang satu persatu ke rumah, ada yang sekedar informan sampai job seeker-nya sendiri. Karena kondisi butuh banget, kita tidak berpikir lama untuk memutuskan. Akhirnya satu kandidat coba untuk mulai bekerja di tempat kami, dengan masa probation 3 bulan *wuiihh...kayak di perusahaan ajah :senyum. Belum genap satu minggu, sang asisten mengundurkan diri. Sebenarnya bukan karena tidak betah, tapi karena dia harus pulang pergi, tidak menginap di rumah sedangkan jarak lumayan jauh, hal ini jadi kendala buat dia. Kandidat berikutnya lebih seru lagi, datang sore hari dan langsung deal untuk mulai bekerja dan menginap di rumah malam itu juga. Begitu pagi hari mengajukan surat pengunduran diri..alasannya nggak betah, semalaman digigitin nyamuk...whuaahhh....kaco ni anak..belum juga mulai kerja *:nyengir

Asisten berikutnya kita dapat setelah vakum beberapa minggu. Nah, pas kita sudah dapat asisten baru ini, istri dapat telpon dari sesorang yang menanyakan perihal lowongan pekerjaan yang kita tempel tadi. Berhubung kita sudah dapat, kita kasih tau dia nanti akan coba dihubungi kalau kita perlu, dengan pertimbangan "jangan-jangan belum seminggu dah kabur lagi :D". Dua minggu bekerja, asisten baru kami minta ijin pulang dua hari ke rumah nengok orang tuanya, kebetulan jarak ke rumah tidak begitu jauh, masih di daerah Bekasi juga. Sampai hari ketiga kok belum balik lagi, jangan-jangan kabur lagi..*:meringis. Kemudian kita telpon ke rumahnya dan ternyata si asisten ini sedikit nggak enak badan dan minta perpanjangan waktu cuti. Sampai 3 hari masih dapat kabar kondisi belum sehat.Ya sudah, kita coba untuk berjibaku bagi tugas urusan rumah tangga dulu. Di tengah kegalauan kami ditinggal sakit sang asisten, pada suatu malam ada sms masuk ke hand phone istri. Pengirimnya adalah orang yang beberapa waktu lalu telpon menanyakan pengumuman yang ditempel di pagar rumah. Rupanya dia mau mem-follow up lagi informasi kita tempo hari, siapa tahu asisten yang sekarang gagal di masa probation-nya. Wah, kebetulan sekali. Akhirnya kami kasih tahu kondisinya, dan menekankan bahwa ini hanya sementara menunggu asisten kami sembuh dari sakitnya.

Akhirnya si anak ini, sebut saja Mawar keesokan harinya datang ke rumah dan dengan sedikit interview langsung mulai bekerja hari itu juga. Setelah hampir satu minggu Mawar bekerja, kami belum dapat kabar sakitnya asisten yang sebenarnya. Kami coba telpon lagi dan mendapatkan jawaban dari orang tuanya yang mengatakan bahwa sebenarnya anaknya sudah sembuh, tapi malu untuk balik lagi karena sudah terlalu lama mbolos. Wahh..kebetulan kah? Akhirnya si Mawar resmi kita angkat jadi asisten rumah tangga kami setelah melewati masa probation-nya dengan hasil cukup memuaskan. Usianya yang terbilang masih remaja cukup disukai dua krucil kami yang sangat antusias ketika asyik bernyanyi, menari atau mendengarkan dongeng. Dari pengamatan saya, si Mawar ini seringkali saya jumpai masih belum tidur sampai larut malam. Asisten-asisten kami yang sebelumnya mungkin hampir sama juga, sering masih melek sampai malam. Yang membedakan adalah kalau yang sebelum-sebelumnya malam-malam jadi kalong untuk sekedar bertelpon ria entah dengan pacar atau temannya, tapi si Mawar ini saya lihat tidak sedang telpon atau sms, tapi sedang membaca...ya membaca buku, entah buku apa yang dia baca saya kurang tahu persis saat itu. Sampai pada suatu hari Mawar menghadap istri untuk minta ijin pulang kampung.

Wah...dalam hati saya sudah kepikiran "terulang lagi ni..nggak bakalan balik ni anak, susah lagi kita ni..". Cuman ternyata sungguh diluar dugaan kami alasan ijin yang dia ajukan. Ketika istri bertanya, "ada urusan apa mau pulang kampung?" Si Mawar menawab,"saya kan ikut sekolah Kejar Paket C, dan minggu depan ujian akhirnya, Bu". Cukup surprise saya ikut mendengar alasannya. Oo..jadi selama ini malam-malam itu belajar untuk ujian ya?

Jadi ternyata si Mawar ini sebelumnya lulusan SMP, kemudian tidak bisa melanjutkan sekolah. Akhirnya coba untuk mengadu nasib dengan bekerja. Sebelumnya bekerja di pabrik garment di daerah Tangerang tapi setiap kali gajian mundur terus dengan berbagai alasan. Bahkan saat awal jadi asisten di rumah kami, masih punya simpanan gaji di perusahaan tersebut yang belum dibayarkan. Akhirnya Mawar memilih untuk kerja di rumah kami sambil mengikuti sekolah kejar paket tadi, lebih tenang katanya. Singkat cerita, akhirnya Mawar berhasil menyandang predikat kelulusan setara SMA-nya.
Tidak berhenti sampai di situ, ketika ritual mudik bareng kami sekeluarga, kebetulan Mawar berasal dari Purworejo, tidak jauh dari kampung halaman kami, sehingga kita bisa antar pulang sambil silaturahmi dengan keluarganya, Mawar sekali lagi minta ijin kepada kita. Bukan ijin untuk tidak balik lagi, tapi dia berkata, "boleh tidak Pak, Bu..kalau saya mau melanjutkan lagi kuliah sambil masih tetap bekerja?" Wah..sekali lagi kami sangat surprise. Kami nyatakan dukungan penuh untuk niat sang asisten rumah tangga kami itu.

Akhirnya sepulang libur lebaran, Mawar mulai aktif mencari informasi tempat kuliah. Pilihannya adalah kuliah malam atau di Sabtu Minggu. Istri saya juga segera mencari informasi tempat kuliah yang bagus dan tidak terlalu jauh dari rumah. Berhubung waktu tidak pas permulaan tahun ajaran baru, akhirnya diputuskan untuk mengikuti kursus untuk kelas malam, dan yang dipilih si Mawar adalah kursus Bahasa Inggris. Tanpa mengenal lelah, setiap jam 7 malam Mawar keluar rumah untuk ikut kursus ini. Efek positif buat dua krucil kami, dapat banyak lagu dan cerita bahasa Inggris dari mBak-nya tadi. *:senyum.

Meski belum benar-benar kesampaian untuk lulus kuliah dan menyandang gelar sarjana, saya sengaja menulis judul di atas karena yakin dengan semangat dan kemauan dari Mawar, asisten rumah tangga keluarga kami. Di mana ada kemauan, di situ ilmu bisa kita dapatkan.

Salam,
HUM

Tuesday, May 1, 2012

May Day: Jalanan Lancar Jaya Bebas Macet

BY HUM IN , No comments


Pagi hari ini suasana begitu cerahnya. Rutinitas pagi seperti biasa berangkat kerja menyusuri jalanan menuju tempat mencari beberapa lembar dan receh untuk bisa makan iwak peyek sego jagung, sisanya buat beli Nissan Juke *:amin
1335848523313674102
Pagi yang cerah (Doc: FA)
Pagi ini merupakan peringatan hari buruh sedunia yang disebut orang dengan istilah May Day. Cikarang sebagai kota industri dengan ribuan buruh yang menggantungkan periuk nasinya di pabrik seputaran kawasan industri tentunya ikut menggeliat untuk seremonial ini. Berbagai persiapan dari para buruh dan aparat sudah terlihat sejak H-1 dan pagi hari tadi.

Suasana hari kerja pagi ini lain dari biasanya. Biasanya pagi hari berangkat kerja selalu diwarnai kemacetan panjang yang membuat orang-orang yang berangkat kerja sedikit frustasi. “Pamer paha” yang membuat orang jadi “pamer penis” menjadi sarapan sehari-hari. Uppsss…jangan ngeres dulu yah..”pamer paha”…padat merayap tanpa harapan yang bikin orang “pamer penis”…padat merayap jadi pengen nangis *:nyengir

Yup…suasana tadi tidak saya jumpai pagi ini. Perjalanan yang biasa ditempuh 45 menit sampai 1 jam, pagi ini bisa ditempuh hanya dengan 10 menit. Mengutip celoteh seorang warga yang begitu bahagianya dengan suasana pagi yang cerah dengan senyum merekah di bibir merah berikut,

” Pagi ini dari Cikbar ke tol cuma sktr 10 menit.. Endah beneerrr…” - bunga sepasang

Wuiihh…sebuah ekspresi curahan hati yang selama ini terbelenggu, begitu puasnya menikmati kebahagiaan suasana peruh bunga pagi ini *:senyum

Mungkin kontras sekali dengan kondisi di ibukota sana yang diwarnai oleh berbagai berita tentang kemacetan yang lebih parah dari biasanya yang sudah parah *waduh…parah dobel… bisa sekarat donk :nyengir.  Jadi titik point kemacetan sebenarnya bersumber dari kawasan industri di sekitaran Jakarta, yang biasa saya bilang daerah Jakarta corek *:senyum.

Kalau melihat fakta ini, kita sebenarnya bisa analogikan hal yang sama untuk masalah-masalah yang terjadi di ibukota. Kemacetan di ibukota sebenarnya berasal dari orang-orang yang berbondong-bondong datang ke ibukota saat pagi mentari mulai tersenyum dan sore hari saat rembulan mengintip dari balik peraduannya. Kalau melihat lebih luas lagi, kita bisa bilang bahwa konsentrasi penduduk di wilayah tanah air yang tidak merata merupakan pemicu masalah ini. Lebih jauh lagi kita bisa artikan tidak meratanya pengembangan pembangunan wilayah di tanah air kita. Mestinya para orang pinter di negeri ini bisa melihat hal ini dan merumuskan sebuah solusi yang tepat bagi negeri ini.

Analogi lain untuk masalah banjir Jakarta. Dari analogi itu bisa kita lihat bahwa point of problem terjadi di Jakarta, sedangkan point of cause kira-kira sumbernya dari mana? Bogor kota hujan? :D. Analogi ini memang tidak serta merta kita bisa cocokkan secara harfiah seperti analogi di atas. Konsentrasi pemerataan pembangunan itu merupakan campur tangan manusia yang menentukan setting-nya. Sedangkan curah hujan itu merupakan kuasa alam dan hak prerogatif dari Tuhan. Yang bisa kita lakukan adalah mengantisipasi potensi tadi dengan melihat dimana sumber point of cause kemudian membuat aktivitas antisipatif pada area point of problem. Jadi untuk urusan banjir, kuncinya ada di ibukota sendiri termasuk orang-orang di dalamnya.

So..nyok kite bareng-bareng benahin ibukote kite ni…mau orang betawi asli atau pendatang, punya andil yang same untuk bisa benahin ibukote kite yee…


*hhmm…endahnya hari ini…nikmatnya menghirup udara pagi ini, meski dipenuhi sisa-sisa polusi dari industri dan politisi…*:nyengir

Salam  Gowes,

It's All About Bicycle

Monday, April 30, 2012

Gowes May Day : Antara PHK dan Jembatan Putus

BY HUM IN , No comments


13357999672089333554
Orasi Serikat Pekerja di Base Camp
Terompet siap ditiup dan genderang siap ditabuh, barisan buruh siap beraksi. Tanggal 1 May yang ditetapkan sebagai hari buruh internasional tinggal menghitung menit lagi. Berbagai persiapan sudah dilakukan untuk menyambut seremonial ini. Di Cikarang yang merupakan daerah industri, seremonial ini telah dipersiapkan dan diantisipasi efeknya sebelum hari H. Pertanyaannya, kok disiapkan? Ya..tentu saja teman-teman buruh dan serikat pekerja sudah mempersiapkan rencana aksi turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi mereka. Pertanyaan berikutnya, kok perlu diantisipasi?

Tentunya masih ingat dengan aksi gabungan serikat pekerja beberapa waktu lalu berkaitan dengan issue perseteruan dengan Apindo mengenai penetapan UMK Bekasi. Aksi turun ke jalan dengan melakukan sweeping terhadap pabrik-pabrik di kawasan industri seputar Bekasi dilakukan untuk menggalang massa dengan jumlah yang banyak. Salah satu aksinya adalah dengan melakukan penutupan akses tol sehingga menyebabkan lumpuhnya jalur Jakarta - Cikampek selama beberapa jam. Aksi tersebut akhirnya menjadi issue nasional yang membuat SBY memerintahkan menterinya untuk turun tangan menyelesaikan kasus ini. Kesepakatan berikutnya menghasilkan putusan yang meluluskan permintaan para buruh dan mencatatkan buruh di Kabupaten Bekasi sebagai penerima UMK tertinggi di Indonesia.

Aksi sweeping ke dalam pabrik di kawasan industri dan pemblokiran akses tol ini yang akan diantisipasi oleh para pengusaha dan aparat terkait. Pihak manajemen pengelola kawasan industri sudah mengeluarkan surat edaran untuk menghimbau kepada perusahaan-perusahaan di dalam kawasan industri yang dikelolanya untuk mengadakan perundingan dengan serikat pekerja masing-masing untuk kelancaran seremonial May Day ini. Beberpa perusahaan memutuskan meliburkan karyawannya, meskipun banyak juga yang tetap beroperasi. Aparat keamanan juga telah mempersiapkan diri untuk melakukan pengamanan demi kelancaran jalannya aksi damai para buruh ini.

Berkaitan dengan mendekatinya seremonial May day ini, gowes Sabtu Minggu yang lalu sengaja mengambil rute muter seputar kawasan industri. Di Cikarang terdapat beberapa kawasan industri yang tersebar di beberapa lokasi. Rute kali ini mengambil jalur masuk kawasan industri EJIP dan Delta Silicon. Suasana Sabtu pagi di wilayah Cikarang beda sekali dengan hari-hari kerja yang diwarnai kemacetan panjang di akses keluar masuk pintu tol. Sabtu Minggu merupakan hari yang lumayan nyaman dinikmati untuk sekdar jalan-jalan mengisi liburan weekend dengan lalu lintas yang relatif lancar.

Perjalanan keluar dari perumahan dilanjutkan dengan menyebrangi Kali Malang dan menembus perkampungan menuju kawasan Lippo. Roda sepeda berputar perlahan ketika dari kejauhan terlihat keramaian sekelompok massa di sisi jembatan putus. Yup.. di ujung kawasan industri di Lippo ini membentang sebuah jembatan yang direncanakan menghubungkan kawasan industri ini dengan kawasan industri MM2100 di Cibitung. Kenapa disebut jembatan putus? ya..karena memang jembatan ini baru terbentang setengah badan. Ujung ke arah kawasan industri MM2100 belum dilanjutkan pengerjaannya, issue yang beredar sepertinya belum ada kesepakatan antara kedua pengembang kawasan industri ini sehingga jembatan penghubung ini terbengkalai sekian tahun dalam kondisi setengah jadi, sungguh amat disayangkan, mestinya dengan jembatan ini akses kedua kawasan industri akan semakin lancar dan tentunya mengurangi kemacetan yang menjadi makanan sehari-hari.
13358001061455145918
Jembatan Putus (Doc: HUM)
Lha, terus apa hubungannya jembatan putus ini dengan aksi buruh?
Beberapa waktu yang lalu di kawasan industri ini ada sebuah perusahaan otomotif perakitan motor asal negeri ginseng yang mengalami masalah dan memutuskan menutup operasinya. Imbasnya adalah ada sekian banyak karyawan yang terkena dampak penutupan operasi perusahaan ini. Bahkan issuenya para karyawan diputus sepihak tanpa medapatkan hak mereka. Hal ini memicu demo lokal karyawan perusahaan tersebut yang berlangsung cukup lama, bahkan kemudian para buruh mendirikan kemah darurat di depan bekas pabrik mereka yang sudah ditinggalkan investornya.

Seiring berjalannya waktu, aksi pendudukan pabrik tersebut belum juga membuahkan hasil. Para pekerja kemudian berinisiatif untuk mendirikan camp di ujung jembatan putus tadi, mengingat pendirian camp di depan bekas pabrik mereka yang berada di jalan utama kawasan industri sehingga sedikit mengganggu kelancaran lalu lintas. Tenda yang didirikan di ujung jembatan putus ini menjadi posko solidaritas antar buruh dan serikat pekerja. Pada waktu-waktu tertentu diadakan agenda untuk berkumpul para buruh dan serikat pekerja diisi dengan orasi untuk menyuarakan aspirasi mereka, seperti yang dilakukan pagi itu.

Perlahan pedal saya kayuh dan roda sepeda berputar menyusuri sekian banyak mobil dan motor yang diparkir sepanjang jalan menjuju mulut jembatan. Berhenti sejenak melepas lelah sambil meneguk minuman untuk melepaskan dahaga. Terdengar orasi yang berapi-api dengan sura lantang mengobarkan semangat solidaritas dari para buruh yang berkumpul.  Solidaritas antar pekerja ini memang merupakan salah satu kekuatan yang menyatukan mereka. Terlihat cukup banyak pekerja yang berada di ujung jembatan itu dengan antusiasme mereka mendengarkan orasi tersebut. Entah sampai kapan jembatan putus ini akan dijadikan base camp para pekerja korban PHK tadi.
1335802586932552024
Selamat Hari Buruh (Doc: AP)
Pedal dikayuh kembali untuk berputar menuruni lereng jembatan dan meyebrang dari sisi bawah jembatan menuju kawasan MM2100. Dalam hati sempat bergumam, semoga aspirasi mereka mendapatkan respon positif dari para pengusaha dan pemerintah, sehingga para pekerja benar-benar bisa menjadi mitra bagi para pengusaha, mewujudkan sebuah sinergi positif untuk mengembangkan karya dan usaha membangun negeri ini. Dan semoga juga, penyambutan seremonial May Day besok akan berlangsung tertib, aman, dan damai sentosa. Amin..

Salam Gowes,


It's All About Bicycle

Saturday, April 28, 2012

Sakura Matsuri : Ketika Miyabi ke Indonesia

BY HUM IN , , No comments

[caption id="attachment_174159" align="aligncenter" width="522" caption="Sakura Matsuri @Citywalk "]1335624680939345702
[/caption]
Sore tadi saya jalan-jalan bareng istri dan anak-anak ke acara Sakura Matsuri di Citiwalk, Lippo Cikarang. Berawal dari rasa ingin tahu ketika melihat poster acara tersebut beberapa hari yang lalu. Kira-kira apa sih acaranya ya? Kalau melihat judul di atas, pasti mikirnya nggak jauh-jauh seputar kompor, hot..*:nyengir. Tahu kan siapa Miyabi? temennya Miyako, buat menanak nasi, dijamin panas kan..*:senyum. Yap, siapa sih orang Indonesia yang nggak kenal Miyabi? Kenal sih pasti nggak, tapi pasti tahu dan pernah "menikmati" :D. Judul di atas sengaja ditulis demikian untuk mengaitkan dengan sebuah festival atau dalam bahasa Jepang disebut Matsuri. [caption id="attachment_174175" align="aligncenter" width="497" caption="Festival Band (Doc: HUM)"]
1335628575441709771
[/caption] Festival
Jepang - Indonesia yang bertajuk Sakura Matsuri ini, dari hasil investigasi ketika muter tadi sore sepertinya merupakan sebuah festival yang menyajikan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan budaya Jepang. Memang di daerah Cikarang yang merupakan kota industri, banyak sekali perusahaan asing yang berdiri di sini, termasuk sekian banyak perusahaan dari Jepang baik yang berdiri sendiri maupun joint venture dengan perusahaan lokal, sehingga tidak aneh kalau banyak dijumpai orang-orang ekspatriat yang bermukim di daerah ini bersama keluarganya. Di acara Sakura Matsuri ini ditampilkan berbagai macam pertunjukan dan acara, seperti pentas musik, fashion show, kuliner dan berbagai lomba lainnya yang bertemakan budaya Jepang. [caption id="attachment_174178" align="aligncenter" width="516" caption="Kuliner khas Jepang (Doc: HUM)"]
13356292031205030069
[/caption]
Sedikit flashback ke jaman sebelum kemerdekaan dahulu kala, Jepang merupakan salah satu negara yang diklaim sebagai penjajah. Konotasi penjajah tentunya sangat kita pahami melalui pelajaran sejarah yang kita dapat dari bangku sekolah. Sejarah mencatat berbagai bentuk kekejaman yang diterima bangsa kita saat penjajahan Jepang pada masa itu. Perkembangan jaman saat ini memposisikan bangsa Jepang sebagai "mitra" bagi bangsa kita, terbukti dengan berbagai penjanjian diplomatik yang dibuat oleh kedua negara dan secara nyata terlihat dari banyaknya perusahaan asing tersebut yang berdiri di tanah air ini. Dari catatan sejarah hampir tidak ada kita jumpai cerita positif tentang penjajah pada masa pra kemerdekaan, baik itu pada masa penjajahan Belanda maupun Jepang. Tidak salah mungkin memang kalau ada orang mengatakan bahwa sejarah itu ditulis berdasarkan penguasa, dalam artian bahwa seorang yang dianggap penjahat perang oleh kita bisa jadi merupakan pahlawan bagi negerinya. Jadi memang susah sekali untuk bisa melihat sejarah dari berbagai sudut pandang.

Melihat kenyataan hubungan Indonesia dengan Jepang saat ini, saya sedikit tergelitik untuk merenung membayangkan yang terjadi pada jaman penjajahan sekian tahun silam. Terlintas di pikiran, mungkin saja banyak hal positif yang kita dapat dari para penjajah kita pada masa itu yang tidak terungkap oleh catatan sejarah kita. Hal positif yang saya jumpai sekarang dan cukup salut dengan orang-orang Jepang yang pernah saya kenal adalah mengenai etos kerja dan kedisiplinannya. Tidak heran jika Anda pernah berkunjung ke negeri Sakura itu dan mendapati perbedaan yang mencolok dengan kondisi negeri kita ini. Ya..budaya disiplin, itu merupakan salah satu hal positif yang mestinya bisa kita dapatkan saat penjajahan Jepang jaman dahulu kala. Budaya hidup teratur, disiplin, respek terhadap orang lain merupakan hal-hal positif yang bisa kita tiru dari bangsa Jepang.

Memang ada juga hal negatif dari budaya Jepang yang menurut saya tidak bisa dicontoh, misalnya minum sake atau arak yang merupakan minuman keras yang bisa memabukkan. Budaya Jepang memposisikan minum sake sebagai ritual jamuan untuk menghormati tamu, dan tentu saja bisa berefek memabukkan jika tidak terbiasa atau terlalu banyak. Pernah dapat cerita dari seorang kenalan orang Jepang, setelah menghadiri jamuan makan dan minum yang dilanjut karaoke sehingga minum terlalu banyak dan hampir mabuk, si orang Jepang tersebut sadar diri kalau dalam kondisi mabuk sangat berbahaya jika mengendarai mobil. Yang dia lakukan adalah panggil taxi untuk mengantar pulang dan mobil diminta orang lain untuk membawa pulang ke rumah. Jadi meskipun senang "bersenang-senang", tapi tetap disiplin dan sadar akan resiko yang bisa menimpanya.
Hal lain yang mungkin bisa kita sebut sebagai budaya juga adalah "budaya bebas" anak muda di Jepang. Ironis sekali ketika kita melihat begitu populernya seorang Miyabi di negeri kita ini, atau begitu hebohnya anak-anak muda negeri kita ini menyambut konsernya artis dari Korea, SuJu, sampai rela antri panjang seharian. Sempet merenung ke jaman penjajahan dulu lagi, mungkin saja saat itu para cewek-cewek ABG yang sekarang merupakan nenek-nenek kita mengalami hal yang sama kah dengan ABG jaman sekarang? Saat pasukan penjajah Jepang masuk ke Indonesia dengan gagahnya, mungkin sambutannya sama hebohnya ketika menyambut kedatangan SuJu. Bisa jadi para wanita Jugun Ianfu pada jaman itu menikmati tugasnya melayani para penjajah. Ahh..sudahlah, sejarah sudah mencatat berbagai macam penderitaan mereka, tidak baik rasanya berandai-andai yang negatif. [caption id="attachment_174177" align="aligncenter" width="440" caption="Narsis gaya Jepang (Doc: HUM)"]
1335628882955047598
[/caption]
Yang jadi ironisnya adalah kenapa bukan budaya "positif" tadi seperti disiplin, etos kerja, teratur dan sebagainya yang coba kita contoh dari bangsa-bangsa asing tersebut. Memang tidak dipungkiri sosok Miyabi dengan wajah polosnya bakal menggetarkan setiap lelaki yang melihatnya, apalagi ketika dia sedang acting dengan "polosnya" *:nyengir. Mungkin kalau kita bisa mengenal lebih dekat sosok Miyabi, kita bisa dapat berbagai hal positif dari seorang Miyabi. Yah, paling tidak saya yakin Miyabi masih menerapkan budaya disiplin dari nenek moyangnya, misalnya setelah acting "polos-polosan", saya yakin habis itu pasti tidak lupa mengenakan pakaiannya lagi, kalau tidak bisa-bisa masuk angin kan..?? *:nyengir lebar

Bagi Anda yang pengen menyaksikan acara Sakura Matsuri ini masih ada satu hari lagi besok hari Minggu, datang saja ke Citywalk Lippo Cikarang 'n buat yang pengen mengenal lebih dalam sosok Miyabi, bisa kontak saya untuk berbagi koleksi..*:nyengir jorok.

Salam,
HUM