Monday, November 16, 2015

Pahlawan Kemalaman

BY HUM IN , No comments


"Pahlawan" secara etimologi berasal dari bahasa Sanskerta "phala-wan" yang berarti orang yang dari dirinya menghasilkan buah (phala) yang berkualitas bagi bangsa, negara, dan agama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pahlawan berarti orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran atau pejuang yang gagah berani.

Pada bulan November ini berturut-turut ada momen yang menggugah semangat kepahlawanan yang telah lama tersimpan di dalam dada ini. Begitu bergeloranya semangat yang membuncah di dalam dada ini sehingga mau tidak mau mesti saya keluarkan dengan penuh heroik lewat tulisan ini. Kita coba simak bersama, ya..

Dengan diiringi hentakan suara melengking Axl Rose melantunkan lagu fenomenal "November Rain", hujan yang menyejukkan mengawali hadirnya bulan November yang ceria ini. Siraman air hujan yang begitu dinantikan terasa masuk menyentuh ke dalam relung jiwa ini..segar..nyess rasanya. Hujan inilah yang dinanti-nanti juga oleh saudara-saudara kita di Sumatera dan Kalimantan sana yang sedang prihatin dengan bencana asap yang melanda. Momen ini juga lah yang membuat saya kembali semakin bersyukur masih dikarunia sehat dan bisa meghirup udara segar yang masih gratis ini. Allahumma shoyyiban nafi’an..Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Aamiin...

Momen berikutnya tentu saja adalah tanggal 10 november, Hari Pahlawan. Suasana heroik ala Bung Tomo menjadi trending topik di media sosial. Disusul berikutnya tanggal 12 November sebagai hari Ayah. Dan tidak terasa saat ini saya sudah menjadi seorang Ayah dari tiga bocah lucu yang setiap hari menghiasi warna-warni hidup ini. Dan tanggal 12 November 10 tahun yang lalu persis bertepatan dengan hari jadi ketika dua kasih bertemu untuk memadu janji sehidup saja tapi tidak semati, karena akan terasa konyol kalau kita ditagih janjinya saat sudah mati, trus siapa yang mau nagih coba?

Dan hari ini, tepat tanggal 16 November merupakan hari yang sangat bersejarah buat bangsa ini, sayangnya belum sempat menjadi catatan dalam hari besar nasional untuk merayakannya. Padahal di negeri tetangga sana dijadikan sebagai hari libur nasional ketika sang pemipin bangsanya berulang tahun. Yup, tanggal 16 November ini salah seorang pemimpin bangsa ini merayakan ulang tahunnya. Saya bilang salah seorang pemimpin bangsa karena tentunya bangsa ini terdiri dari jutaan orang sebagai warga negara dan salah satunya saya yang tercatat dalam lembar Kartu Keluarga merupakan Kepala Keluarga, pemimpin bagi keluarga kecil tercinta dengan seorang istri yang cantik #sesuai request dan tiga anak lucu yang soleh dan solehah. Sungguh merupakan sebuah anugerah terindah dari yang Maha Kuasa.

Kalau kita dengar kata "Pahlawan", sebuah arti yang positif langsung menyeruak di dalamnya. Tapi bagaimana jadinya kalau kata tadi kita tambah menjadi "Pahlawan Kesiangan"? Sebuah istilah dengan konotasi yang negatif. Masih menurut KBI, "Pahlawan Kesiangan" mempunyai arti orang yg ketika masa perjuangan tidak melakukan apa-apa, tetapi setelah peperangan selesai menyatakan diri pejuang. Lalu apa arti "Pahlawan Kemalaman"? Silahkan Anda nilai sendiri istilahnya positif atau negatif, tapi saya akan pakai istilah ini untuk menggambarkan diri saya secara positif, tentu saja untuk sebuah pencitraan, mumpung sedang trend.

Kenapa saya sebut Pahlawan Kemalaman? Secara harfiah menurut KBI tadi, tentunya saya ingin menjadi sosok pahlawan bagi keluarga, anak istri tercinta. Sosok yang gagah berani membela kebenaran dan menjadi contoh suri tauladan yang nyata bagi keluarga terutama untuk anak-anak. Secara harfiah juga, pahlawan satu ini ternyata sering harus pulang kemalaman sehingga kadang harus pulang dengan disambut temaramnya lampu teras dengan suara jangkrik yang berlomba bernyanyi. Masuk pintu gerbang kadang seperti maling profesional yang dengan sigap melompati pagar, kutak-katik mengeluarkan kunci cadangan dan pelan-pelan membuka pintu agar tidak mengeluarkan suara yang bisa membangunkan sosok-sosok mungil yang tengah terbuai dalam mimpi indahnya. Sungguh sebuah aksi perjuangan yang heroik dari seorang pahlawan.

Dalam suasana hening malam ditemani suara katak bersautan dari empang sebelah, seringkali saya coba menuangkan isi kepala ini ke dalam tulisan-tulisan yang sangat inspiratif, menurut penilaian saya sendiri tentunya dan minimal menginspirasi buat saya sendiri. Jangan menunggu inspirasi datang untuk menulis, tapi menulis lah maka inspirasi akan muncul dari tulisan kita. Sungguh inspiratif, bukan? Dan salah berapanya saya tidak tahu karena belum dinilai oleh bu guru, tulisan ini terposting di tengah malam ini menyambut pergantian usia yang sangat fenomenal ini. Sungguh fenomenal ketika saya ambil kamera hand phone mencoba selfie melihat ke atas, rambut seperti bulir padi yang mulai menguning. Satu persatu meranggas berguguran, bahkan rambut di lobang hidung tidak ketinggal ikut-ikutan berubah warna menyesuaikan, mimikri.

Biar berimbang tidak selalu melihat ke atas, baiklah saya coba lihat ke bawah. Tertegun ketika melihat gundukan di balik kaos lusuh yang saya pakai malam ini. "Ahh..anak-anak nggodain dengan memasukkan mainannya nih..", sejenak bergumam dalam hati sambil tangan menyusup ke dalam kaos. Ahh...ternyata gundukan lemak di perut yang bersaing dengan mamah-mamah muda yang telat tiga bulan. Musti lebih rajin gowes lagi nih untuk mengembalikan kondisi tubuh six pack yang dulu.....ya..yang dari dulu ada di angan-angan. Mimpii...!

Dan di malam bahagia yang sangat bersejarah ini, ucapan syukur alhamdulillah tidak hentinya saya sampaikan atas karunia-Nya. Karunia keluarga yang bahagia dengan sosok-sosok lucu yang hadir dengan canda tawa mewarnai dan juga sosok cantik yang menemani #sesuai request lagi. Meski kadang harus pulang kemalaman dan bangun kesiangan, pahlawan ini melakukan semuanya dengan tulus dan ikhlas. Kalau ada orang tua yang rela untuk berpuasa demi anak-anaknya kenyang makan, saya bukan lah orang itu.

Kalau ada orang tua yang rela kehujanan dan kepanasan dengan memberikan payung kepada anaknya, itu bukan saya. Saya akan memilih untuk makan kenyang bersama anak istri tercinta. Saya akan memilih untuk mencari payung lagi sehingga kita sama-sama tidak kehujanan dan kepanasan. Saya bukan orang yang rela mati berkoban untuk kebahagiaan keluarga, tapi saya adalah orang yang akan terus berjuang untuk hidup bersama keluarga tercinta, menikmati kebahagiaan bersama. Saya bukan orang yang rela kedinginan dengan memberikan selimut buat anak istri, tapi saya akan pinjam selimut tetangga siapa tahu lebih hangat.. #ehh

Tidak ada kata terlambat untuk menjadi seorang pahlawan bagi keluarga tercinta, meski menjadi seorang pahlawan kemalaman. Semoga bertambahnya usia di sisa umur ini membawa berkah dan kami sekeluarga senantiasa dalam lindungan-Nya. Aamiin..

Hepi b'day to me...salam gelap-gelapan dari Pahlawan Kemalaman.. *nyengir

Salam,
HUM


0 comments:

Post a Comment