Saturday, March 24, 2012

Lagi…Pejabat Ngamuk.. Bongkar Lapak PKL

BY HUM IN , No comments


Long week end kali ini tentu saja tidak boleh disia-siakan dengan berdiam diri di rumah sahaja. Pagi-pagi siap dengan kostum ala atlet sepeda mau ikutan tour de Langkawi..hehhe.. Gowes kali ini dengan target muter seputaran lingkungan sahaja. Maklum hari Jum’at, tidak boleh keasyikan trus lupa deh jalan pulang..hihi…

Mentari perlahan mulai muncul malu-malu dengan semburat merah merona pipinya..bak seorang perawan malu-malu ketauan bangun kesiangan..(jauh amat yak..hihihi..). Perlahan meyusuri jalanan yang setiap harinya selalu ramai dengan kemacetan. Orang-orang yang sibuk berangkat kerja melewati jalan yang sama dengan kanan kiri dipadati pedagang kaki lima (PKL) yang menyita hampir separo badan jalan. Sampai sekarang sebenernya masih kepikiran..kenapa sih disebut pedagang kaki lima ya..?? Di lihat tampak depan, tampak samping maupun belakang..mana ya kakinya..?? heran deh..:D

Gowes meyusuri PKL (Doc : CBC)
 
Tapi pagi ini suasana sedikit berbeda, kemacetan yang biasanya sudah jadi langganan setia..bahkan boleh ngutang dulu bayar besok..(loh..kok jadi ngmongin warteg sih…hihhi..), maksudnya pagi ini jalanan relatif sepi..lancar jaya. Lho..kenapa ya.?? Ooo..iya ya.. (dg gaya si TemonJ) kan hari ini libur..pantesan ndak macet..hehe..


Ketika sedang asyik muter pedal dengan gaya bak nyiur di pantai yang tertiup angin sepoi-sepoi..(sepeda santai apa lemes blm sarapan ya..? J ), tiba-tiba dari arah belakang terdengar suara sirine yang meraung-raung. Sedikit kaget akhirnya pitstop, nengok ke belakang apa gerangan suara tadi ya..? terlihat di belakang sebuah mobil besar mirip Hummer dengan roda besar, sekilas bahkan mirip dengan dandanan panser.
Tidak lama kemudian terdengar suara dari mobil tersebut melalui pengeras suara.
“Sodara-sodara sekalian..Bapak Ibu pedagang yang berjualan di kanan kiri jalan ini.. dimohon untuk segera membereskan dagangannya. Cara berjualan Bapak Ibu sekalian ini illegal..mengganggu kepentingan pemakai jalan. Peringatan ini kita lakukan dengan perhitungan mundur satu menit dari sekarang…segera laksanakan…60..59..58…”

Sedikit shock mendengar suara lengkingan pengeras suara dari mobil tadi. Awalnya para pedagang cuma saling berpandangan, kasak kusuk antar mereka. Tapi..begitu hitungan mundur terus terdengar dan perlahan-lahan truk raksasa bak panser tadi bergerak ke depan, mulai riuh rendah para pedagang sibuk membereskan barang dagangannya.
“..10..9..8…..….5…4...”
Terdengar suara hitung mundur hampir habis. Masih dalam posisi diam di tempat, masih blank pikiran menyaksikan kejadian yang begitu cepat. Hitungan mundur sudah habis di angka 1. Perlahan tapi pasti truk raksasa bergerak maju. Orang-orang mulai berteriak-teriak saling sibuk berlarian. Lapak pertama di ujung semakin dekat dengan roda besar truk raksasa. Tanpa ragu-ragu..roda besarnya langsung menghaajar…menggilas..membuat porak poranda lapak para pedagang tersebut. Orang-orang makin panic dan tambah berteriak-teriak mengingatkan pedagang yang ada di sisi ujung jalan. Barang-barang yang tidak sempat dibereskan para pedagang..habis porak poranda tanpa terselamatkan. Suasana benar-benar chaos saat itu. Dalam sekejap…luluh lantak semua lapak non permanen para PKL yang berjualan di sepanjang jalan tersebut. Sungguh cepat semua terjadi, bahkan tidak sempat terabadikan oleh kamera saking shock-nya dengan kejadian tersebut.

Setelah puas membuat porak poranda sepanjang jalan, truk raksasa tadi berhenti di ujung jalan. Orang-orang pada berlarian dengan sedikit beringas, tidak terima denga tindakan trsebut. Wah..wah..nekat bener itu orang ya..?? kalo’ dilihat itu bukan dari aparat kepolisian atau minimal Satpol PP yang biasa menertibkan para PKL. Dengan sedikit tegang dan rasa ingin tahu yang besar…dan dengan sedikit mengabaikan keselamatan karena kondisi kian memanas, sepeda dipacu mendekati truk raksasa itu.

Perlahan pintu truk terbuka..dan turun lah seorang Bapak dan Ibu dari atas dengan sedikit kesulitan karena roda yang besar dengan diameter lebih tinggi dari orang dewasa. Massa yang terlihat beringas merangsek ke depan, apalagi melihat kedua orang tersebut sama sekali tanpa pengawalan aparat. Terlihat kedua orang tersebut tenang..tidak panic sama sekali. Tangan kanan sang Bapak menyerahkan microphone buat Ibu di sampingnya dan terdengar suara dari megaphone yang di pegang si Bapak.
“Sodara-sodaraku sekalian..harap tenang..dan dengarkan. Kami adalah pemimpin baru kalian yang telah kalian pilih dan percaya untuk memimpin daerah ini. Dan inilah aksi nyata pertama kami untuk mewujudkan janji-janji kami saat masa kampanye dulu”
Bagaikan terhipnotis, orang-orang seketika terdiam. Dan mulai terdengar kasak kusuk beberapa orang dari belakang.
“Iya..benar..itu adalah si Eneng dan wakilnya..kepala daerah terpilih pemilukada kemarin..”
Wah..wah…semakin bingung ni melihat kejadian aneh ini…tindakan ekstrim kedua orang pejabat ini mengingatkan pada kasus mengamuknya Pak Dahlan Iskan.

Tidak berapa lama kemudian, si Bapak naik lagi ke dalam truk dan keluar dengan membawa sebuah tas. Di buka tas tersebut dan dia keluarkan beberapa berkas. Ibu-ibu yang tadi disebut sebagai Eneng kemudian bersuara lagi.
“Teman-temanku pedagang sekalian, perintah untuk mengosongkan lapak-lapak Bapak Ibu sebenarnya sudah dikeluarkan beberapa waktu yang lalu, dan kami telah mendata semua pedagang yang berjualan di sepanjang jalan ini. Tapi sampai detik ini, peringatan tersebut tidak Bapak Ibu indahkan, sehingga dengan terpaksa kami berdua turun tangan untuk membereskan ini.”
Para pedagang tampak mulai riuh rendah saling berkomentar. Ada yang membenarkan adanya surat peringatan terssebut..ada juga yang berteriak tidak terima dengan perlakuan kedua pemimpin daerah tersebut. Si Eneng kemudian melanjutkan bicaranya dengan lebih lantang.
“Relokasi baru yang legal dan layak buat Bapak Ibu sudah disiapkan. Silahkan berbaris teratur untuk verivikasi data. Semua kerugian yang timbul akibat kejadian ini akan kami ganti 100%.”
Masih terbengong-bengong di atas sadel sepeda menyaksikan kejadian ini. Dengan berbaris teratur para pedagang bergantian untuk di data dan mendapat kompensasi ganti rugi yang telah dalam tas yang dibawa si Bapak tadi.

@@@@@@@@

“Mas…mau tambah bubur ayamnya..??” tiba-tiba ada suara yang mengagetkan saia yang terbuai dalam lamunan sambil megang mangkok yang sudah ludes…hehehe…

Tetttt…totttt…..yak..cerita di atas hanyalah fiktif belaka..hasil melamun (jorok) menikmati semangkok bubur ayam di pinggir jalan…hihihiihi…Kembali ke dunia nyata…para pedagang masih asyik dengan dagangannya melayani para pembeli. Balik lagi jadi ingat dua tokoh yang sedang dibicarakan di media belakangan ini, yaitu sosok Dahlan Iskan da Joko Wi. Pak Dahlan Iskan yang mengamuk di jalan tol dan mendapatkan berbagai respon dari berbagai kalangan membahas sepak terjangnya tersebut. Di sisi lain ada Joko Wi yang disebut-sebut berhasil merelokasi para PKL dengan sukarela setelah melalui 57 kali mediasi.


Pak DI ngamuk di tol  (pic: Google)
Bisa dilihat crita si Eneng di atas sedikit ekstrim menggabungkan action yang dilakukan oleh kedua pejabat  kita tersebut. Memang kalo’ dilihat dari sudut pandang positif, kedua pejabat ini melakukan suatu tindakan perubahan yang terlihat bertolak belakang. Dahlan Iskan dengan gaya sporadis..langsung take action terhadap penyimpangan yang terjadi sedangkan Joko Wi melakukan pendekatan lain untuk melakukan perubahan tersebut.

Dari kacamata psikologis, manusia butuh yang namanya shock therapy untuk keluar dari “kebiasaan” yang sudah dianggap “normal”. Dari kacamata teori fisika ilmiah, tentunya temen-temen masih ingat tentang Hukum Newton pas jaman eSeMA dulu kan..?  Hukum Newton I berbunyi demikian :
Sifat lembam benda adalah sifat mempertahankan keadaannya, yaitu keadaan tetap diam atau keadaan tetap bergerak beraturan.” 
Hukum ini intinya menerangkan bahwa setiap benda cenderung akan mempertahankan keadaannya (baik itu keadaan diam atau bergerak) kalau ada tindakan kepadanya dengan mendadak, tetapi kalau tindakan yang mempengaruhinya perlahan-lahan, maka si benda tadi akan terpengaruh.

Jadi yang namanya kebiasaan itu akan menjadi sebuah “budaya” yang akan perlahan-lahan melekat. Apa jadinya coba kalo’ hal negative yang mempengaruhi secara perlahan tapi pasti, sudah dianggap hal yang biasa, wajar, normal. Butuh sebuah gerakan “mendadak” untuk bisa mengingatkan kita yang salah arah. Contoh simple ketika kita bergerak mengendarai mobil,  kalau Kita naik mobil dengan cepat lalu di rem mendadak, maka Kita akan terdorong ke depan.

Demikian juga ketika terjadi kondisi yang statis, tindakan “mendadak” tidak akan menghasilkan efek buat kondisi tersebut. Pernah coba eksperimen dengan meletakkan selembar kertas di atas meja dan sebuah gelas di atas kertas tadi. Lalu coba tarik kertas dengan cepat,.. ajaib…. Si gelas tak jatuh ketarik, goyang pun tidak. Bagaimana kalo’ kertas tad ditarik perlahan..yup..si gelas akan ikut bergerak mengikuti kertas.

Gimana..?? Bingung dengan ilustrasi di atas yak..?? sama donk…hehhehe… Pointnya adalah bahwa butuh tindakan yang tepat untuk menyesuaikan dengan kondisi yang dihadapi. Jadi kalo’ kita jadi seorang jagoan dan melawan banyak musuh ya jangan hanya pakai satu jurus…terapkan jurus-jurus yang berbeda untuk musuh yang beda juga..kalo’ jurusnya Cuma itu-itu doank lama-lama musuhnya bisa komen…”ahh..jurus itu lagi ya..dah basi ahh..” hihihi…

Ok deh…cukup sekian yak..lanjut makan bubur lagi…mumpung belum basi…hehe…

Salam Gowes,
  
It's All About Bicycle


0 comments:

Post a Comment