Saturday, April 28, 2012

Tangan di Atas, Pejamkan Mata Anda

BY HUM IN , No comments

"Tangan kanan memberi, tangan kiri tidak boleh melihat" Sering kan dengar istilah ini? Saya sedikit merenung untuk menginterpretasikan makna kalimat tersebut. Bisa jadi maksudnya adalah ketika kita memberikan sesuatu pada orang atau bersedekah, jangan sampai terlihat oleh orang lain karena berpotensi jadi riya, sombong atau takabur. [caption id="attachment_174087" align="aligncenter" width="482" caption="Tangan di atas (Doc: HUM)"]

1335590272344276090
[/caption]
Sebagai refleksi visual yang sering saya jumpai, seperti ketika sholat Jum'at, biasanya orang akan memasukkan infaq ke kotak yang berputar keliling sambil menutupi lembar atau receh yang masuk ke kotak tersebut. 
Pertanyaannya..apakah itu bagian dari makna "tangan kiri tidak boleh melihat" atau malah harfiah sekali "tetangga kanan kiri tidak boleh melihat" karena malu duit yg masuk nggak seberapa dan bunyi.."klothak..krincing.." yang artinya receh? *:senyum. Jawabannya tentunya balik ke pribadi masing-masing dan hanya Tuhan yang tahu.

Buat saya sendiri yang kadang sering berpikir nyleneh *:nyengir, memaknai istilah di atas mungkin sedikit beda. Saya anggap "tangan kiri" tersebut ya bagian dari saya sendiri, artinya ketika mengambil uang untuk sedekah, saya nggak boleh tahu berapa nilai yang mau saya sedekahkan.. aneh? memang banyak orang bilang saya orang yang aneh..halah..*:nyengir lebar, karena saya punya prinsip males mikir untuk berbuat baik, boleh liat tulisan Jadi Mikir Kalau Mau Berbuat Baik. Bahkan saya tidak berusaha menutupi ketika memasukkan lembar ke kotak infaq, dengan tujuan menarik tetangga kanan kiri untuk ikutan sedekah, mudah-mudahan tidak masuk kategori riya atau sombong.

Bentuk nyata yang saya lakukan adalah seperti ini, ketika hari Jum'at, saat kotak infaq keliling, saya pasti belum menyiapkan uang untuk infaq seperti yang kebanyakan orang lakukan. Jadi ketika kotak bergeser ke depan saya, saya tutup mata, ambil dompet di saku celana, lembar pertama yang kepegang oleh tangan itulah yang bakal masuk ke kotak infaq di depan, baru buka mata untuk melipat dan memasukkan ke kotaknya dan saya bisa lihat berapa nilai yang terambil. Karena hanya lembaran yang saya pilih, nilainya akan berkisar dari seribu sampai seratus ribu rupiah, tinggal liat banyakan mana yang ada di dompet. Untung nggak pernah kejadian salah ambil surat utang..*:meringis
Sebenarnya metode yang saya jalankan ini ketika suatu kali pernah dengar wejangan pak ustadz mengenai sedekah. Beliau bilang, "sedekah itu lebih baik banyak tapi ikhlas daripada sedikit tapi nggerundel..nggak ikhlas" *:senyum. Memberi banyak tapi ikhlas kadang susah kan...jadi mikir :D, memberi sedikit, dibilang ikhlas susah juga, malu sama tetangga kanan kiri mah iya...makanya ditutupin :D. Nah, biar nggak banyak mikir, mau banyak atau sedikit..biar ikhlas ya udah...tutup mata ajah..*:senyum

Kemudian kalau berbicara lagi dengan persepsi bahwa "tangan kiri" adalah orang lain disekitar kita, yang dipersepsikan juga "tidak boleh tahu", saya juga ada pemikiran lain *mohon pencerahan kalau kurang pas*, ketika kita menyembunyikan sedekah kita dari orang lain dengan alasan "malu" karena nilainya "kecil", itu malah seolah-olah kita berpura-pura, jadi tidak ikhlas. Jadi saya malah kepikiran sebaliknya, biarlah tetangga kanan kiri kita melihat dengan wajar ketika saya memasukkan lembaran ke kotak amal dengan tujuan seperti tadi, mengajak mereka untuk tergerak ikut bersedekah. Kalau pas kebetulan melihat lembar terkecil yang saya pegang, mudah-mudahan mereka akan bersedekah lebih dari lembar yang saya pegang. Sebaliknya juga, ketika lembar tertinggi yang terpilih, mereka akan mengikuti dengan lembar yang nggak kalah besarnya.

Buat saya, nggak usah ragu atau malu ketika mau berbuat baik dan tidak perlu malu juga ketika hanya "sedikit" yang baru bisa kita perbuat. Tutup mata dan rasakan sensasi dari hasil perbuatan kita, yang penting berani berbuat berani tanggung jawab..halah...*:nyengir

Salam,
HUM

0 comments:

Post a Comment